Bagian 81 - Waiting For Her To Wake Up

1.7K 79 3
                                    

Disclaimer:
Gēgē dibaca Keke, merupakan panggilan dari seorang adik ke kakak laki-lakinya dalam bahasa mandari. Dalam Indonesia, sebutan ini sama seperti Abang.

*****

Cekrek.

Baru saja Mei membuka pintu, ia langsung mengambil satu langkah mundur.

"Gēgē!" seru Mei dengan bola mata hampir keluar. Ia segera mengontrol keterkejutannya dan melirik ke arah Ryuji yang sama sekali belum menyadari sosok yang hadir dihadapan Mei.

"Minggir," sebuah tangan menutupi hampir seluruh wajah Mei dan mendorongnya ke samping.

"Gēgē!!!" Mei berteriak padanya.

"Huh?"

Melihat kakaknya sudah mengetahui keberadaan Ryuji di sana, keringat langsung membajiri kening Mei. "SHIT!!!" batinnya berteriak kesal.

"Kenapa ada burung bangkai di sini?" Hui bertanya dengan sinis.

Ryuji ingin sekali meninju pemilik suara tersebut, namun melihat jalannya operasi adalah prioritasnya saat ini. Ia akan berpura-pura tidak mendengar atau bahkan melihat seorang Xiu Hui.

"Ahh... Aku tau sekarang alasan kenapa kau keluar dari kelompok burung bangkai tersebut--" Hui kemudian memilih duduk di kursi kedua setelah kursi yang diduduki Ryuji, "--pasti karena kau sekarang sudah tuli," perkataan ini kemudian ditutup dengan senyum lebar tanpa rasa bersalah.

Mei sendiri mengambil tempat di tengah keduanya. Duduk dengan sikap sangat tegak, tidak berbicara satu huruf pun, atau bahkan menggerakan bola matanya. Pertemuan mendadak ini sangatlah menakutkan.

*****

Beep... Beep... Beep...

Operasi berjalan lancar. Semua sudah teratasi dengan baik. Langkah terakhir hanyalah memberikan jahitan penutup.

Para dokter yang sudah tidak memiliki peran langsung melihat ke arah ruang monitor, kemudian menundukan kepala mereka untuk memberikan hormat kepada Mei, khususnya sang pemilik rumah sakit--Hui yang membalas hanya dengan mengangkat tangannya.

Tak lama kemudian, operasi sudah benar-benar selesai. Hana langsung di bawa menuju ruang pasca operasi. Baik Hui, Mei, ataupun Ryuji sama-sama berdiri dari kursi tanpa mengatakan apapun meski Mei sudah terlihat sangat pucat mengantisipasi terjadinya pertarungan berdarah detik ini juga.

"Jaga gadis itu, aku akan berbicara denganmu nanti," ucap Hui ketika Ryuji pergi begitu saja tanpa permisi.

Hahhhh...

Mei baru bisa bernapas lega, "Gege! Kenapa kau bisa ada di sini?! Kau mau membunuhku ya?" omelnya.

Hui tersenyum tipis dan meletakan tangannya di atas kepala Mei, "Kau yang membunuhku. Kau mengenal gadis itu?"

"Huh?" Mei menurunkan tangan Hui, "Maksudmu Hana?"

"Ahh... Jadi namanya Hana?"

Mei melipat tangannya dan menghentak kaki ke lantai sekali, "Kau mencurigakan. Apa sekarang kau bermain dengan gadis muda? Apa dia simpananmu? Ah tidak, tidak..." Mei menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kau bahkan datang ke sini, bertemu Ryuji tapi tidak membunuhnya, bahkan menyuruh dia untuk menjaga gadis itu. Apa mungkin?!!!"

Mei menutup mulutnya yang terbuka dengan tangannya. Dirinya terkejut atas pemikirannya sendiri, "Apa dia istrimu? Kau berselingkuh dari Tari? Gege!!! Kau benar-benar!!! Apa dia sudah mengandung anakmu atau dia sudah melahirkan? Apa Tari tau ini? Tidak, sebaikan kau putuskan hubunganmu dengan Tari. Kau memang bajingan."

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang