Bagian 49 - Don't Judge

3.2K 181 1
                                    

"Dit, mau dengar cerita ga?"

Leon terengah, sesak karena tubuh Daddy yang menindihnya. "Minggir dulu! Leon ga bisa napas!!!" ia pun kembali mendorong sekuat tenaga.

Daddy tertawa, akhirnya ia menyingkirkan tubuhnya ke sebelah Leon.

"Beberapa bulan lalu Daddy dapat kasus perdagangan anak. Ada seorang wanita usia 40 tahun yang menjual anak-anak ke luar negeri demi mendapatkan uang banyak. Padahal kamu tau? Dia sendiri punya seorang anak. Ketika kasusnya terbongkar banyak pihak yang akhirnya menghakimi dan membenci wanita itu, bahkan anaknya yang baru berusia 12 tahun juga ikut terkena dampaknya."

"Wanita itu akhirnya ditangkap dan diadili. Karena kejahatannya, dia harus dipenjara seumur hidup. Anaknya diambil oleh dinas sosial setempat untuk diasuh tapi hidupnya tidak pernah tenang. Meskipun identitasnya ditutupi, namun semua orang sudah tau siapa anak itu, dan selama di tempat pengasuhan anak itu terus mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan."

"Orang-orang mengatakan bahwa anak itu ikut terlibat. Dia pasti berpura-pura berteman lalu membawa temannya ke ibunya untuk dijual. Padahal kenyataannya anak itu sama sekali tidak tau apapun. Dia hidup terkurung dan ibunya melarang untuk bermain. Dia bahkan tidak punya teman satupun dan sangat takut berinteraksi dengan orang lain. Jadi bagaimana mungkin dia juga menjadi pelaku? Tapi orang-orang itu tidak peduli. Wanita itu kriminal dan orang disekitarnya termasuk keluarganya juga kriminal."

"Kalau kamu diposisi anak itu, apa yang kamu rasakan, Dit?"

Tak perlu berpikir, Leon langsung menjawabnya dengan berapi-api, "Ya mereka semua gila. Siapapun yang menganggap anak kecil itu pelaku pasti sudah gila. Mereka tidak tau fakta lapangan tapi bisa-bisanya memberikan label pelaku. Mereka terlalu gila untuk mencari kebenaran dan mengakuinya. Bahkan sekarang mereka juga pelaku karena sudah melalukan fitnah dan merusak nama baik anak tersebut. Belum lagi jika psikologis anak itu terganggu, mereka semua bisa dituntut."

Daddy bangkit dan duduk menghadap Leon, ia tersenyum penuh makna. "Berarti kamu juga gila."

"Hah? Maksud Daddy?"

"Coba kamu ulangi jawaban kamu."

"Ya mereka gila, Dad. Mereka memberikan label pelaku tanpa mengetahui kebenaran kasus."

"Jadi menurut kamu anak itu tidak bersalah dan kamu tidak akan ikut memberi label?"

Leon mengangguk, "Ya engga lah. Aku sudah pasti mencari informasi yang valid. Meskipun ternyata juga pelaku, aku ga punya hak untuk menghakimi dia."

"Lalu apa yang kamu lakukan sekarang?"

Leon menghadap ke samping dan menopang kepalanya dengan sebelah tangan. "Apaan sih, Dad? Jangan bikin Leon makin kesel deh. Dari tadi nanya mulu!"

"Daddy cuma mau nyadarin kamu kalau yang kamu lakukan sekarang itu salah."

"Apanya yang salah?" Leon menjawab dengan sewot.

"Kamu bilang kamu ga akan melabel anak itu dengan pelaku, kamu juga akan mencari informasi valid. Tapi apa yang kamu lakukan sekarang sangat kontradiksi. Kamu bilang bahwa Ryuji adalah kriminal karena dia adalah anggota Yakuza. Apa Daddy salah?"

Leon merubah posisinya menjadi duduk dan menghela napasnya, "Dad... mana ada orang yang merupakan anggota grup yang sering melakukan tindak kriminal tapi bukan seorang kriminal. Tanpa mencari informasi pun, apa yang sudah tampak sudah pasti benar."

"Itu sama saja kamu mengatakan anai itu juga pelaku."

"Itu beda kasus, Dad."

"Loh apanya yang beda? Mereka sama-sama anak kriminal. Mereka juga sama memiliki ikatan darah. Apa yang membuat mereka berbeda?"

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang