Satu tahun yang lalu.
Tap. Tap. Tap.
Hana menuruni anak tangga untuk menemui Kirana yang baru saja tiba di rumah.
"Kamu berbohong."
Kirana yang sedang membungkuk melepas sepatunya akhirnya mengangkat kepalanya.
"Apa yang kamu bicarakan?"
"Kamu bilang kamu akan pulang kemarin. Tapi kamu malah baru pulang sekarang? Mama marah sekarang. Dia pikir aku bercanda."
"Sorry, sister. Aku hanya tidak ingin pulang kemarin. Hanya karena alasan itu."
"Kamu...!" Hana menahan amarah.
"Kirana!!!" Mama berteriak gembira melihat putri pertamanya pulang ke rumah setelah berbulan-bulan berada di luar kota.
Hana akhirnya memilih diam dan pergi menuju kamarnya.
"Ada apa dengan anak itu? Kenapa dia terlihat marah?" tanya Mama.
"Ahh... dia hanya marah karena aku tidak jadi pulang kemarin," Kirana menjawab dengan tersenyum.
"Lupakan saja dia. Dia memang anak susah diatur, marah hanya karena hal sepele. Ahh... ya! Mama kemarin masakin masakan kesukaan kamu, tapi karena kamu baru pulang sekarang mungkin jadi kurang enak."
"Gapapa kok, Ma. Masakan Mama masih tetap enak."
Mama menariknya untuk masuk terlebih dahulu, "Kamu memang putri Mama. Ga kaya Hana yang ga pernah makan di rumah. Heran Mama, kalau disuruh makan selalu ga mau. Maunya dia mungkin tambah uang jajan, tapi Mama ga akan pernah tambahin."
"Jadi, uang jajan Hana masih dua puluh ribu sehari?" Kirana bertanya dalam keterkejutan. "Mama... tambahin dong. Kasian kan Hana banyak hal yang mau di beli."
Mama mendengus pelan, "Apa sih yang mau dia beli? Paling uangnya cuma dihabiskan buat main doang. Dia seharusnya beruntung uang jajannya sudah mama naikin lima ribu pas dia masuk SMA."
Kirana menghela napas, "Ya sudah terserah, Mama aja."
*****
"Hmm..." Hana melihat kalender di atas meja belajarnya, "Pengumumannya seharusnya hari ini, tapi sudah dari tadi aku cek di situsnya belum keluar juga hasilnya."
"Hadiahnya?"
"Sebentar..." Hana mencoba mengingat, "Lima juta untuk pemenang pertama, tiga juga untuk pemenang kedua, dan satu juga untuk pemenang ketiga. Sisa pemenang harapan cuma dapat sertifikat."
Tap. Tap.
Hana kembali menyegarkan halaman situs. Sementara tangan kirinya masih memegang ponsel yang sedang ia gunakan untuk menelpon itu.
"Ah! Leonnn...!!!" Hana berseru.
Di tempat yang berbeda, Leon langsung menjauhkan ponselnya karena suara Hana begitu memekik ditelingannya.
"Leon! Leon!" seru Hana.
"Kuping gue budek, Na!" sungut Leon, "Apa?"
"Gue baru aja refresh situsnya, dan..." perkataannya tergantung.
"Dan apa anjir!?!"
"GUE MENANG!!! AAA...!!!"
Leon langsung berdiri, "SERIUS?!"
"IYA!"
"ANJIR! TURUT SENENG GUE DENGERNYA! SELAMAT YAAA!"
Hana tersenyum lebar, "Makasih banyak, Tahu Yonyon!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...