Bagian 82 - Scary Sweet

2.1K 99 3
                                    

Disclaimer:
Bagian cerita ini mengandung dialog serta narasi yang mengganggu (psikologi). Harap membaca dalam kondisi yang tenang.

*****

Gelap. Semuanya gelap. Tak ada satupun cahaya yang terlihat. Ini benar-benar kegelapan yang absolut.

Dalam kegelapan ini, terdengar deru napas yang memburu, suara rintihan yang samar, juga kibasan angin semu.

"Dimana aku berada?" Hana berbicara seraya menstabilkan napasnya.

"Akh..." rintihnya kemudian merasakan semua tubuhnya terasa sangat sakit.

Hana memegang sekujur tubuhnya dan merasakan cairan yang mengaliri tubuhnya.

"A-apa...???" tangannya merasakan cairan kental pekat namun ia sama sekali tidak bisa melihat apa itu.

Napasnya kian memburu, ia merasa sangat tercekik. Hana mulai menjulurkan tangannya, mencoba meraih udara, berharap agar ia menemukan sesuatu di sana.

"No, pleaseee... I don't want this! I don't like it! I HATE IT!"

Bruk!

Hana terjatuh.

Splash!

Tepat menghantam genangan cairan pekat yang ternyata mengelilinginya, membuat cipratan yang mengenai wajahnya.

Ia mengangkat tangannya. Percuma, tangan ini malah membuat wajahnya semakin memiliki banyak cairan kental.

Hana jatuh terduduk, ia benar-benar tidak mengerti. Dari semua hal, kenapa ia selalu berada di dalam kegelapan. Ia sangat ingin menangis namun tidak ada air mata yang keluar, hanya ada rasa sesak yang perlahan membunuhnya.

Hana kemudian menyapu rambut panjang terurainya ke belakang, ia sama sekali tidak peduli dengan cairan yang terus mengaliri tubuhnya ataupun tangan yang menetesi cairan tersebut ke sekujur tubuhnya.

Ia benar-benar frustasi, namun keheningan langsung kembali menyergap dirinya manakala satu tangan lainnya menyentuh dadanya.

Sebuah lubang besar!

Dengan gerakan sangat kaku, Hana melihat ke bawah, berharap ia benar-benar tau apa yang terjadi di sana.

Tangannya berusaha meraba namun ini benar-benar sebuah lubang besar yang tercipta di dadanya. Lubang inilah yang mengeluarkan cairan kental yang menggenangi tubuhnya.

"Tidak..." Hana menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tidak, tidak, tidak!!!" dalam posisi masih terduduk, Hana bergerak mundur. Ia benar-benar kehilangan akal. Ia benar-benar takut.

Ctak!

Suara besar terdengar dan kegelapan ini hilang dalam sekejap, semua berubah menjadi biru. Refleks, Hana menutupi pandangannya menggunakan tangan.

Hah... Hah... Hah...

Perlahan tangannya ia turunkan, namun pupilnya langsung membesar menyadari cairan kental yang ia rasakan selama ini adalah darah.

Tangan yang tadi merasakan lubang besar pun ia lihat baik-baik. Hana semakin menyadari bahwa semua darah ini berasa dari lubang di tubuhnya.

Hana kehilangan kata-kata. Ia benar-benar tidak tau apa yang harus ia lakukan. Pemandangan ini benar-benar mengerikan.

"Jika ini hanya mimpi, aku bersumpah... Ini terlalu kejam. Aku sangat membencinya! Tolong bantu aku... Tolong..." Hana berucap dalam keputusasaan.

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang