Bagian 74 - Changed

1.9K 92 0
                                    

"Kau tidak perlu lagi mengantar atau menjemputku," jelas Hana pada Ryuji.

Ryuji hanya melihat gadis ini tanpa mengatakan apapun. Hana menghela napasnya dan pergi.

Beep.

Ryuji menghubungi Takiro, "Aku ingin kau menyuruh dua orang, pria dan wanita untuk membuntuti Hana kemana pun dia pergi, bahkan ke toilet sekalipun."

*****

Tanpa adanya Ryuji, Hana kembali menjalani aktivitas normalnya. Sayangnya semenjak memilih Ryuji dan tinggal bersamanya, hal yang selalu ia lakukan bersama Leon tidak lagi bisa dilakukan, salah satunya adalah pergi ke sekolah bersama menaiki kereta. Ia harus menjalani aktivitasnya sendirian.

Berdiri di peron, Hana memandang jalur rel dalam diam.

PRIT!

Suara pluit petugas menyadarkan Hana. "Mba mohon berdiri di belakang garis kuning ya," kata petugas. Hana mengambil langkah mundur dan menyadari sebelumnya hanya tinggal satu langkah sebelum ia jatuh ke dalam rel kereta. Ia menghela napas kembali.

Tak lama kereta dengan tujuan daerah sekolahnya tiba. Hana bersiap masuk, namun matanya menangkap gelagat aneh seorang wanita paruh baya. Ia tidak menggubris karena pintu kereta akan menutup dengan cepat.

Dalam gerbong penuh sesak, Hana terdorong ke sana kemari, bahkan ia kini sudah berada di tengah jalur pintu masuk, dan ia kembali menemukan sosok wanita paruh baya tadi.

Merasa ada yang tidak beres, Hana tidak melepaskan pandangannya sama sekali. Perlahan namun pasti ibu itu mulai menyilet tas penumpang di depannya. Tidak ada yang tau, karena para penumpang terlalu sibuk mempertahankan posisinya.

Ibu itu adalah copet dan Hana sudah siap meneriakinya jika saja ia tidak merasa benda berujung tajam menusuk pinggangnya.

"Diam."

Hana melirik dan melihat pemilik suara tersebut adalah seorang pria paruh baya. Ia memproses apa yang terjadi dan menyimpulkan mereka berdua adalah suami istri yang berkerja sama dalam mencopet.

"Apa dia istrimu?" Hana bertanya tapi ia langsung meringis ketika benda tajam itu menusuk kulitnya.

"Saya sudah katakan untuk diam atau cutter ini akan menusuk tubuhmu!" bisiknya pelan hampir tidak terdengar.

Hana mengalihkan kembali pandangannya ke wanita paruh baya dan mengamati siapa korbannya yang ternyata terlihat seperti seorang anak muda dengan tote bag berisi banyak buku. Wanita itu terus beraksi meski sesekali terhenti karena keadaan tidak kondisif.

Sesaat kemudian wanita ini berhasil mengambil satu amplop cukup tebal dari dalam tas. Pupil mata Hana membesar karenanya, "Sial! Apa dia mahasiswa yang ingin bayaran kuliah?! Kenapa juga dia tidak sadar jika uangnya dicopet!" batinnya mengomel.

Hana melirik ke arah pria dibelakangnya, ka dapat melihat dengan jelas pria ini memberi kode kepada istrinya untuk turun di stasiun berikutnya. Hana menggertakan giginya kesal.

"Jika aku nekat maka dia akan menusukku, tapi jika aku tidak melakukannya maka uang itu akan lenyap! Ah...! Tapi ini juga bukan urusanku."

*****

Bam!

Ryuji menutup pintu mobil dengan keras membuat petugas valet melonjak kaget.

"Se--selamat siang, pak. Bisa saya parkiran mobilnya?" tanya petugas sedikit gemetar.

Ryuji menatap tajam dan menyerahkan kuncinya. Petugas mengambilnya dengan takut-takut. Ia kemudian berjalan memasuki kawasan rumah sakit, memasuki lift, dan menekan lantai yang ia tuju.

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang