Bagian 59 - Hidden

2.2K 134 6
                                    

Perlahan Hana membuka matanya, kini dirinya sudah lebih tenang walaupun tubuhnya merasa sangat lelah.

"Kamu baik-baik saja?"

Hana menggerakan bola matanya ke samping dan melihat Ryuji berdiri menatapnya. "Ya," dan ia berusaha bangun, Ryuji langsung membantunya. "Aku rasa sesuatu telah terjadi karena kamu menatapku begitu intens."

Ryuji menghela napasnya, "Saat kamu memintaku menjadi penjagamu, aku tidak banyak bertanya. Aku hanya berpikir bahwa mungkin gadis muda ini terlalu putus asa sehingga meminta pria asing untuk menjaganya. Saat kamu tersakiti karena keluargamu, aku juga tidak bertanya, kamu mungkin tidak akan mau menceritakannya. Saat kamu lebih memilihku dibandingkan bocah itu, lagi... aku tidak bertanya."

Hana membalas tatapan pria ini dengan sendu.

"Tapi sekarang aku harus bertanya. Melihatmu terus mengalami mimpi buruk, ketakutan, berteriak, menangis, dan meringkuk. Apa yang harus aku lakukan?" Ryuji menggenggam erat tangannya. "Hana... Apa yang bisa aku lakukan agar kamu setidaknya tersenyum dalam tidurmu?"

Hana memejamkan matanya, menahan air mata yang sebentar lagi akan tumpah. "Kenapa kamu begitu peduli?"

"Karena aku penjagamu, kamu yang memintaku,' jawab Ryuji

"Jika kamu bukan penjagaku maka kamu tidak akan peduli?"

"Hana!" Ryuji meninggikan suaranya.

"Maaf," Hana menyapu rambutnya ke belakang. "Aku hanya tidak ingin seseorang terlalu peduli padaku. Aku tidak ingin bergantung karena saat mereka berkhianat atau pergi, aku tidak akan mampu menahan kehancuran yang terjadi."

Hana menarik tangan yang digenggam itu, "Terima kasih sudah peduli tapi aku baik-baik saja."

*****

"Berhati-hatilah. Kau sedang diincar."

"Diicar?" Ichirou membalas perkataan orang yang sedang menelponnya sekarang.

"Mereka cukup pintar. Mereka tidak mencurigai orang biasa. Mereka tau kita menggunakan orang yang memiliki ikatan dengan pemerintah dan kau adalah salah satu dari sekian banyak yang memiliki ikatan tersebut. Apalagi kau adalah anak dari menteri pertahanan negara."

Ichirou mengetuk-ketuk jarinya ke meja, "Menarik."

"Untuk sekarang hanya lakukan pengawasan dan laporkan dengan segera," beep! panggilan terputus.

"Sayangnya aku bukan orang yang hanya mengikuti aturan," ucap Ichirou dengan senyum licik di wajahnya.

*****

Godaime duduk di hadapan para anak buahnya yang berbaris rapih.

"Lapor, Godaime. Pemerintah semakin memperketat ruang publik, membuat kami tidak leluasa untuk bergerak."

Godaime diam mendengarkan.

"Namun mulai ada desas-desus mengenai peperangan antara yakuza dan pemerintah. Beberapa orang sudah melarang anggota keluarganya untuk berhati-hati dan tidak berada di ruang berbahaya."

Masih terus mendengarkan, Godaime lalu menuang sake ke dalam gelasnya.

"Kami sudah mendapat informasi mengenai beberapa mata-mata yang ditempatkan di beberapa negara. Salah satu mata-mata itu ditempatkan di Indonesia."

Godaime menanggapi dengan tenang, "Kau ingin bilang dia memata-matai Ryuji?"

"Ya, Godaime-sama."

"Hehhh..." Godaime menahan tawanya, "Apa yang mereka harapkan dari anak yang tidak berguna itu? Mereka pikir bisa mengancamku menggunakan dia? Lucu sekali."

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang