Buka, tutup, buka, tutup, buka, tutup.
Bam!
Hana mendengus keras, "Bagaimana mungkin semuanya kosong...?!!!" Lalu dia teringat selama tinggal di rumah Ryuji ia tidak pernah melihat pria itu memasak sesuatu.
Setiap pagi sarapan sudah siap di meja, makan siang selalu ia lakukan di sekolah dan saat Ryuji menjemputnya dia akan membawanya makan malam di restauran.
"Apa jika kau kaya maka kau tidak akan masak? Setidaknya simpanlah sesuatu! Mie instan contohnya!" Hana berjongkok dan mengacak-acak rambutnya karena frustasi.
Hap!
Ia langsung berdiri tegak kemudian berjalan cepat menuju ruang tamu dimana Soji sedang duduk di sana menikmati sebatang rokok.
"Jika kau mencari Takiro--" ia berhenti bicara karena Hana menarik rokoknya dan mematikannya begitu saja.
"Berikan aku uang," Hana menadahkan tangan.
"Apa yang kau lakukan?"
"Uang, berikan aku uang."
"Kenapa kau mematikan rokok itu?!" Soji menunjuk rokoknya yang sudah berbentuk tak karuan di dalam asbak.
"Ahh..." Hana menjentikan jarinya, "Bukankah kau dokter? Kau pasti tau alasannya."
"Tidak!" seru Soji.
Cekrek.
Takiro yang hanya menampilkan kepalanya dari dalam berkata, "Soji! Tutup mulutmu!" dan Takiro langsung menutup pintu kembali.
Tsk!
Soji berdecak, ia berniat mengambil rokok lain dari bungkus rokok yang ada di meja tapi Hana sudah lebih dulu merebutnya dan menyeburkannya ke dalam gelas berisi air.
"Hei!"
"Silahkan merokok tapi tidak saat di depanku--" tegas Hana, "--dan berikan aku uang," tangannya masih menadah.
"Gadis penggangu!!!" kesal Ryuji dan memberikan kartu debit miliknya, "Pergi sekarang juga!"
"Aku butuh uang bukan kartu."
Soji menarik napas dalam-dalam, "Itu juga uang gadis kecil!"
"Jika aku memakai ini maka aku membutuhkan pin atau setidaknya rupa tanda tanganmu untuk aku plagiat, itupun jika kau mengijinkannya."
Soji mengepalkan tangannya, ingin sekali ia meninju gadis ini jika saja tidak teringat Ryuji yang akan membunuhnya nanti.
"111111 itu adalah pinnya dan cepat pergi!"
Hana mendesah, "Ahh... jika usiamu tua maka kau pun juga akan sering marah-marah."
"Apa katamu?!" Soji berdiri membuat Hana langsung berbalik pergi secepat kilat.
"Gadis itu, benar-benar...! Bagaimana bisa Ryuji tahan tinggal bersamanya selama ini!"
*****
Beep, beep, beep.
"Ada apa dengan pin ini? Terlalu kekanak-kanakan atau mungkin dia terobsesi dengan angka satu?" gumam Hana saat membayar belanjaannya di kasir. Kasir yang melihatnya pun hanya memandang aneh.
Ia pun keluar supermarket dengan memakan ice cream cone, tapi tiba-tiba saja seseorang merebutnya. "Leon!"
"Ngapain lo di sini? Masih pake seragam pula, abis ketemu sama dosen cantik itu?" tanya Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup di tengah keluarga yang...