Mini Part

4.7K 109 17
                                    

Terkadang yang terlihat kecil itu malah bisa terkesan sangat bahagia.
-saya

MINI PART
❄❄❄

Pagi ini...

Di Jepang. Osaka sangat mengagumkan..

Tassia mengenakan sepatu nya untuk berpergian kali ini. Kamar hotel bintang lima yang ia tempati bersama Sintia harus ia tinggalkan sementara. Ah ya! Ini karena janji Nico semalam. Berpergian sebelum semuanya selesai?

Selesai? Mungkin sewaktu saat akan selesai cerita rumit antara dua ingsang ini.

Mengenakan pakaian kasualnya dan coat panjang melebihi lutut. Tasia terlihat sangat menikmati hari ini dengan penampilannya.

Dunia mungkin luas. Namun perasaan Tassia tetap sama walaupun entah status mau berkata siapa. Intinya, hari ini harus bahagia.

Mengambil ponselnya lalu beranjak pergi meninggalkan Sintia yang masih terselimuti dengan hangat.

❄❄❄

"Kamu semalem tidur dimana?" Tassia terseyum manis. Pemandangan Jepang lebih indah dari biasanya. Apa karena hati Tassia yang sedang berbunga bunga? Seperti pertama kali melihat Nico?

"Nggak bisa tidur, saya mikirin kamu." Jawab Nico.

Pipi Tassia memerah. Ia mengumpatkan wajahnya yang seperti kepiting rebus. Melihat ke langkahnya yang sejajar dengan Nico. Menyelaraskan langkah dan berpegangan tangan. Sebentar, mereka masing masing memasukan tangannya kedalam saku coat yang mereka kenakan.

"Nggak lucu ngegombal disini." balas Tassia. Matanya tidak melihat ke Nico sama sekali.

"Saya nggak ngelucu. Ini fakta." sahut Nico melirik gadis disampingnya. Lalu Nico berhenti membiarkan Tassia berjalan di depannya.

Mereka tidak lagi berjalan sejajar. Nico melepas syal yang ia gunakan di leher lalu melingkarinya di leher Tassia dengan sangat hangat. Perlakuan Nico terhadap Tassia sangat manis dan dingin. Bagaimana bisa gadis kecil seperti Tassia melupakannya?

Payah.

"Aku nggak mau baper sama kamu." balas Tassia malas. Ini pertemuannya kan? Ini juga kebetulan bisa bertemu di Jepang. Lagian untuk apa bawa perasaan dengan Nico. Pasti setiap orang yang sedang kedinginan di berikan penghangat seperti ini. Tassia menolak untuk bawa perasaannya lagi.

"Kenapa?" suara Nico terdengar lebih dekat. Napasnya berada di atas kepala Tassia. Nico berada tepat di belakang Tassia.

Taman ini tidak terlalu ramai dikarenakan suhu yang menjadi lebih dingin dari kemarin dan membuat orang orang enggan berkunjung kesini. Hanya ada beberapa orang dan pasangan yang lalu lalang sambil menggandeng pasangannya dengan hangat.

Tassia mempercepat langkahnya. Detak jantungnya sudah tidak normal kali ini. Bertemu dengan Nico sedekat itu Tassia sendiri tidak bisa mengontrol perasaannya.

"Malah ditinggal!" teriak Nico sedikit kesal. Namun ia langsung tertawa untuk mengejar Tassia.

Melihat Nico yang mengejar, Tassia langsung berlari seolah dirinya sama sekali tidak ingin tertangkap oleh Nico. Tassia berusaha menghindar dari tangkapan tangan Nico. Tidak lupa juga untuk sesekali meledek karena Nico tidak berhasil mendapatkan Tassia. Mereka berlarian, berkejaran kesana kemari seolah tawanya untuk hari ini sangat gratis. Tawa hangat mereka terdengar damai. Senyum mereka tidak hilang dengan adegan kejar kejaran ini.

Nico kelelahan ia membungkuk dan memegang lututnya. Dengan napasnya yang tidak teratur, Nico melihat Tassia yang masih menertawainya di depan sana.

Lelaki ini tiba tiba terjatuh dia atas blok yang terjajar rapih di taman. Tergeletak dan matanya lama kelamaan memejam. Melihat kejadian di depan matanya itu Tassia berlari dengan cepat ke arah Nico mengingat Nico mempunyai penyakit Jantung yang masih harus diawasi.

Tassia berlari dengan cepat. Ia berlutut dan memangku kepala Nico. Tidak boleh panik, namun dirinya sangat panik. Mulutnya ingin mengeluarkan teriakan meminta tolong namun tangan Nico mencegahnya tiba tiba. Nico tidak pingsan. Matanya kembali terbuka. Nico langsung mencium bibir Tassia dengan singkat lalu segera lari dari hadapan Tassia agar tidak terkena ocehan Tassia.

Dirinya sema sekali tidak tahu ingin berbuat apa. Tassia masih berlutut di atas blok taman. Ia diam, Nico tiba tiba menciumnya dengan cepat. Tassia berdiri dan melihat Nico sudah menjauh dari posisinya. Lelaki itu tersenyum manis dari kejauhan sambil melebarkan tanganya. Memberi isyarat agar Tassia cepat memeluknya.

Namun Tassia tidak menghampiri Nico, ia malah berjalan ke arah yang berlawanan dari Nico.

"Acha, mau kemana?" Tanya Nico meneriaki. Sambil berlari mendekati Tassia.

"Udah siang, aku butuh asupan makan siang kaliii." Sahut Tassia, masih berjalan tanpa mempedulikan Nico yang sudah berada di sampingnya.

"Laper apa laper?" ledek Nico. Berhenti di depan Tassia menghadap ke gadis itu.

Tangan Tassia sedikit mendorong Nico agar tidak menghalangi langkahnya. "Aku laper!"

"Oke." Jawab Nico.

Mereka berjalan menuju suatu restoran terdekat.

❄❄❄

Selesai makan mereka berniat untuk melihat suatu pertunjukan di pusat kota. Seraya membeli oleh oleh untuk di bawa pulang.

Suasana malam lebih ramai dari siang tadi. kanan kiri sepanjang mata memandang hanya terlihat banyaknya orang berjualan. Mulai dari makanan minuman dan souvenir. Tassia sibuk memilih barang barang yang akan ia gunakan untuk oleh oleh. Nico hanya mendampinginya dan tidak membeli apa apa.

"Udah belanjanya?" Tanya Nico yang sudah bosan menemani Tassia memilah milih barang.

"Udah!" teriak Tassia semangat. Ia telah mendapatkan barang yang ia mau.

Tanpa aba aba, Nico langsung mengambil beberapa kantung belanjaan dan membiarkan ia yang membawanya. Tassia terkejut, dan dia mempersilahkan Nico untuk membawa. Tangan Nico yang masih kosong mengambil salah satu Tangan Tassia dan memasukan kedalam saku coatnya.

Lagi lagi pipi Tassia yang merespon.

"Saya nggak mau kamu kedinginan." ucap Nico begitu manis. Menggenggam tangan Tassia di sakunya dengan hangan. Ia merasakan sentuhan kulitnya begitu manis.

"Aku suka yang dingin, apalagikan aku pernah pacatan sama orang paling dingin satu sekolah." balas Tassia. Tersenyum manis sampai pada akhirnya mereka menyadari kebahagiaannya tidak bisa terucap oleh kata kata.

Hari ini Tassia harus bahagia

Besok, semuanya kembali lagi kemasa Tassia menunggu Nico.

❄❄❄

Selamat malam
Untuk saat ini saye memutuskan untuk tidak menovelkan cerita ini.
Entah saya berubah pikiran atau apapun.
Terimakasih

Saya mempublikasikan lanjutan coldest senior yaitu Sandaran

https://my.w.tt/ZYMiMDlvZV
https://my.w.tt/ZYMiMDlvZV
https://my.w.tt/ZYMiMDlvZV
https://my.w.tt/ZYMiMDlvZV

See you

Coldest Senior✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang