LIMA PULUH TIGA. TIGA
❄❄❄Seenggaknya kalau Tassia nggak bisa bahagia karena lo. Jangan pernah ngebuat dia nangis!
Nico memukul mukul apapun yang ada di depannya untuk melampiaskan kemarahan dan penyesalannya. Padahal saat ini dirinya harus fokus untuk menyetir, tapi pikirannya sedang di penuhi banyak emosi. Nico lebih memilih pergi untuk menenangkan dirinya, tapi dugaannya salah cowok itu tetap tidak bisa menenangkan pikirannya sendiri. Ketika mengingat kembali ucapan Fachri malah membuat Nico semakin frustasi.
Nico mengerem mendadak ketika dengan tiba tiba melihat perempuan yang sedang menyebrang di depan mobilnya. Untungnya Nico tidak mengendarai mobil terlalu cepat. Cowok dingin itu menghentikan perjalanannya, ia keluar hanya sekedar melihat orang yang hampir ia tabrak tadi.
"Maaf, anda nggak pa-pa 'kan?" tanya Nico sopan. Matanya menyipit ketika melihat wajah familiar yang ada dihadapannya kini, sebenarnya ia takut salah panggil. "Vio?"
Gadis itu selesai mengecek seluruh tubuhnya yang ia rasa tidak ada sedikitpun yang terluka. Mendengar namanya terpanggil lantas Viola langsung menoleh. Viola sama menyipitkan matanya melihat Nico.
"Lho, lo 'kan Ni..." Viola kurang yakin dengan cowok yang ada dihadapannya sekarang.
"Iya, gue Nico."
Viola tersenyum. "Kok lo bisa disini?"
"Lagi liburan," jawab singkat Nico seperti biasanya. "Sendiri?"
"Nggak," Viola bergeleng semangat seraya menebarkan aura cantiknya. Ya ... Nico pernah mengakui Viola cantik, tapi itu dulu. Sewaktu mereka duduk di SMP. Viola menunjuk ke sebrang jalan. "Tuh, gue sama Angga."
Mata Nico hampir keluar, tapi ia tetap tenang dan bersikap biasa saja. "Masih sama Angga?" tanya Nico begitu meremehkan dalam ucapannya.
"Masih dong." ucap Viola semangat, pasalnya gadis ini tidak tahu bagaimana cerita Angga mengambil Viola dari Nico, dulu.
"Gue lagi liburan sama Angga, baru sih. Lagi nyari tempat liburan, kalau nggak salah keluarga lo punya Vila kan disini?"
"Nggak." jawab Nico, tidak mau memperpanjang obrolan. Yang Nico tau, Angga dengan tajamnya menatap Nico dari sebrang sana.
"Jangan bohong, gue tau lo punya. Pasti lo juga lagi nginep di sanakan?" papar Viola dengan senyumnya. "Dari pada lo diem, mending kasih alamatnya ke gue nanti gue ke sana sama Angga."
Sama Angga? Nico diam, satu alisnya naik dadakan ketika mendengar kalimat itu.
"Mau ngapain?" tanya Nico. Nico menolak memberi alamat Vila, tapi jaman sekarang sudah canggih. Viola membuka internet dan berhasil menemukan alamat vila yang dimaksud.
"Ya mau nginep lah, santai gue bayar sewanya kok." balas Viola. "Gue bilang Angga dulu ya, btw makasih lho karena lo gue jadi inget lo ada Villa di Bandung. Gue otw vila lo nanti"
Gadis berambut panjang itu menyebrang dengan rasa bahagia. Ia tidak tau cowok dingin ini sebenarnya menolak mati matian demi gadis manis yang berusaha ia jaga hatinya. Mau jadi apa nanti di Vila? Mantan yang bertemu, Nico dan Viola atau dendam yang bertemu, Tassia, Nico, Rega dan Angga?
Nico hanya mendengus pasrah dengan hari sialnya kali ini. Ia memutuskan kembali lagi masuk kedalam mobil. Sedikit memukul keras stirnya dengan emosi.
"Bagus Nico, lo buat perang dunia." kata Nico kepada dirinya sendiri seraya menancap gas. Untuk berlama lama, Nico memutuskan untuk berkeliling Bandung lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/96208080-288-k337293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Senior✔
Roman pour Adolescents[Completed] Kalian tahu rasanya memperjuangkan seseorang tapi yang diperjuangkan sama sekali tidak mengerti artinya perjuangan? Dua orang yang selalu bertolak belakang. Tassia menyukai keramaian, heboh dengan dirinya sendiri, selalu punya teman bany...