T U J U H
❄❄❄"Gue duluan ya han. Lo ke kantin aja sana." Suruh Tassia seraya melangkahkan kakinya menuju kekelas.
Hani bertentangan jalan dengan Tassia. Tassia menuju kekelas sehabis kekoperasi bersama Hani, tetapi Hani melanjutkan perjalanannya ke kantin hanya sekedar membeli es.
Langkah kaki Tassia terhenti ketika namanya melayang diudara dan masuk kedalam telinganya dengan sangat keras.
"Woi... Tassia dapet salam dari Nico."
Teriakan itu sangat melekat di telinga tassia. Mungkin sumber suara yang tidak jauh dari keberadaan tassia yang sekarang masih berada di tangga.
Serontak tubuh Tassia berbalik dan matanya mencari siapa yang meneriakinya sampai membuat malu Tassia. Benar ini sangat memalukan. Siapa sih yang gak malu diteriakin namanya bersamaan dengan nama yang tassia sukain?
Ish siapa sih tuh. Alay banget. Bikin malu aja
Batin tassia terus berbicara sendiri. Merasa dirinya sudah di permalukan. Sesampainya di kelas tassia langsung duduk di kursinya yang dekat dengan jendela kelas dengan raut wajah yang kesal.
Ponselnya menyala menandakan ada pesan masuk melalui line. Mata Tassia langsung membulat, melihat siapa yang mechatnya.
Nico sudah lama tidak berbicara dengannya ataupun menge-chat. Melihat saja sebutuhnya! Faktanya pesan dari Nico sekarang membuat Tassia terkejut dan langsung meraih ponselnya yang semula ada di atas mejanya.
Nico : kamu denger?
Tassia : jelas di telinga gue ka. Itu siapa?
Nico : oh.
Hanya pesan singkat yang terakhir terpampang di layar obrolannya. Nico juga tidak memberi tahu siapa yang meneriaki nama Tassia dan diikuti dengan namanya.
Tassia kembali mengerjakan tugas dari guru dan tidak lama Hani datang membawa es di tangan kirinya yang sedang di tutup tutupi dengan sebagian rok agar tidak ketahuan oleh guru. Biasalah seperti murid yang izin ke koperasi ataupun itu tapi malah belok kekantin.
Hani duduk dikursinya dan meminum sedikit es yang tadi dia beli di bawah meja. Sehabis itu mata Hani langsung menatap tajam ke arah Tassia dan memanggil nama Tassia dengan suara kecil.
"Cha? Tadi---" ucap Hani dari barisan seberang dan terputus.
"Berisik lo ah!" potong Tassia kesal seraya melanjutkan mengerjakan tugasnya.
Hani menatap Tassia lebih tajam dari pisau yang baru saja di asa. Perilaku Tassia sangat mengejutkan. Sangat berubah dengan cepat, tadi pas di koperasi Tassia biasa saja, kenapa pas masuk kekelas wajahnya kusut?
Fachri mendengar ucapan Tassia tadi yang cukup keras. Ocehan Fachri akhirnya berhasil memasuki telinga Tassia.
"Eh apaan sih lo, cha." Pekik Fachri dengan gaya wajah yang sangat khas di tubuhnya.
Diputarnya kepala Tassia dan mendapati Fachri dengan raut wajah yang sangat unik. Akhirnya setelah melihat Fachri, terukir sudah senyuman indah di wajah Tassia walaupun itu tipis. Terkekeh melihat prilaku Fachri.
"Dih malah ketawa dia." lanjut Fachri setelah melihat Tassia tersenyum.
Tassia mengembalikan lagi kepalanya ke hadapan semula. Perbuatan Fachri membuat Tassia terkekeh sempurna ketika dia memutar kepalanya ke tubuh Fachri lagi. Dan menemui wajah Fachri yang seperti sedang mengejek khas ejekannya yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coldest Senior✔
Ficção Adolescente[Completed] Kalian tahu rasanya memperjuangkan seseorang tapi yang diperjuangkan sama sekali tidak mengerti artinya perjuangan? Dua orang yang selalu bertolak belakang. Tassia menyukai keramaian, heboh dengan dirinya sendiri, selalu punya teman bany...