03. Ditolak

7.5K 439 13
                                    

Umur kita ga jauh-jauh amat kok, beda satu dasawarsa doang.
-Gava

...

"BANG Jonathan!"

"Mari menyaksikan detik-detik penolakan dari si Abang Termuda," ujar Kashi seolah sedang berperan menjadi MC. Ia berlagak seolah sedang membacakan isi acara dengan sangat lantang.

Ciara, Nita, dan Kashi melihat keberanian Tommy meminta ijin.

Ciara menatap was-was pada kedua anak laki-laki yang ada disana. Jonathan tampak memutar badan dengan santai lalu menatap adik kelasnya dengan tatapan datar. Ketiganya sedang bersembunyi di balik tembok untuk melihat penolakan dari Jonathan.

Mereka memang belum tahu, Tommy akan ditolak atau tidak, tapi mereka memiliki 99,99% persentase bahwa Tommy akan ditolak.

"Jangan berisik." ucap Ciara pelan.

Mereka kembali menatap kedepan sana.

"Mana adek gue?" tanya Jonathan sesaat setelah berbalik dan melihat siapa yang datang.

"Masih di kelas, Bang. Gue Tommy, gue cuma mau minta ijin, gue mau bawa Ciara jalan. Gak lama kok, Bang, cuma makan doang." Tommy mengucapkan tujuannya langsung tanpa rayuan maut. To the point tanpa aba-aba atau basa-basi.

Padahal Ciara saja harus melakukan trik merayu paling manjur agar mendapat ijin.

Lah tommy?

"Makan di rumah gue." Jonathan menjawab cepat.

"Eh, maksudnya sekalian jalan-jalan gitu, Bang. Main-main ke Dufan, Bang, sekalian cuci mata gitu."

"Main-main? Ingat umur nggak lo? Ngajakin adek gue main. Lo kata dia bocah?"

Astaga! Tommy membelalak sebentar lalu mengulas senyum kecut. Abangnya Ciara kenapa norak gini, ya? Batinnya.

"Bukan, Bang. Maksud gue, main ke Dufan. Refreshing gitu, cuci mata."

"Mata adek gue bersih, gausah dicuci. Tiap malem mata dia gue tetesin insto. Udah, kalo mau cuci mata, cuci mata lo aja sendiri. Nggak usah bawa-bawa adek gue," Jonathan segera berjalan meninggalkan Tommy yang masih akan memberikan alasan.

Tommy tampak lesu mendapat penolakan dari Jonathan. Tommy berjalan ke area parkir lalu mengeluarkan motornya dan pergi meninggalkan area parkiran. Kelihatannya Tommy kesal. Ciara sedikit kasihan dengan laki-laki itu.

"Udah gue doain semoga berhasil padahal," ujar Kashi menyuarakan isi kepalanya, "perlu gue ralat 'Maaf Anda Belum Beruntung', gitu kali, ya, Ra?"

"Serah mbaknya," ucap Ciara sebal. Ciara segera berjalan meninggalkan Kashi dan Nita.

"Mata lo masih guna 'kan, Nit?" Kashi bertanya pada Nita.

Nita mengangguk namun terlihat masih kurang percaya dengan sikap Jonathan yang terlalu kelihatan pura-pura bego itu. Caranya menolak Tommy cukup bagus juga.

"Nah, itu masih Bang Jonathan doang, lho. Belum Bang Rama," kata Kashi.

"Bang Rama?" Nita bertanya bingung sembari melotot kearah Kashi.

"Mata lo nyantai aja ngapa,"

"Siapa lagi itu?"

"Abangnya Ciara juga, abang tertua. Lo liat Bang Jonathan begitu? Bang Rama sepuluh kali lipatnya," jawab Kashi sembari menjetikkan jarinya.

"Parah dong?"

"Ya, emang,"

"Jadi penasaran gue,"

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang