45. Aneh, Hamil, Baby

2.6K 202 35
                                    

Ya udah, nanti gue hamilin Kashi aja. Masalah baby itu urusan gue sama Kashi, tugas lo cuma berdoa supaya babynya mirip sama lo.
-Gava

...

CIARA kepo.

Dari yang ia lihat, serta dari yang ia amati, Abangnya nampak semakin tidak normal.

Oke, bukan maksudnya mengata-ngatai jika Abangnya gila atau semacamnya, hanya saja, yang ini benar aneh. Rama benar-benar tidak senormal yang dulu.

Yah, siapa pun tentu tau seperti apa sosok Rama, kan?

Pria dewasa yang tegas dan penuh prinsip itu selalu dapat memperkirakan hal-hal yang ia ambil, laba atau ruginya sudah ia perhitungkan sebelum benar-benar mengambil keputusan. Rama juga orang yang mandiri, sangat-sangat mandiri. Ia selalu berlakon bak seorang Ayah jika Rajendra sedang keluar kota dan meninggalkan rumah.

Intinya, Rama itu adalah pria dewasa yang penuh wibawa.

Nah, yang jadi sebuah keanehan di kepala Ciara adalah ... kenapa Abangnya itu kini nampak seperti Ciara semasa kecil?

Merengek karena Lisa bangun lebih dulu?

What the---seriously?! Si bungsu itu bahkan sampai menggelengkan kepalanya saat melihat apa yang ada di depan matanya ini.

"Iya, aku tau. Aku nggak akan ulangi lagi, oke? Aku minta maaf, ya?"

Lisa berbalik dan menghentikan langkah Rama yang sejak tadi mengekorinya. Mata wanita itu meneliti wajah suaminya penuh tanda tanya.

Ciara merasa terwakili oleh cara pandang sang Kakak Ipar. Pasalnya ia pun sama keponya.

"Janji nggak akan ulangi lagi?"

"Iya."

"Mulai besok kalo kamu mau bangun, kamu harus bangunin aku juga. Kita bangun sama-sama, cuci muka sama-sama, mandi juga harus sam--"

"Hus! Ada Ciara 'tuh." Lisa menutup mulut suaminya dengan telapak tangan dan menatap Ciara malu, wanita itu meringis sendiri.

Ciara tertawa kecil. "Eh, nggak pa-pa kok, Kak, Bang, lanjutin aja. Ini aku mau ke kamar kok,"

Oh God. Mungkin jika dirinya tidak terdeteksi oleh Lisa yang sedang mengamati mereka, Ciara tidak akan merasa canggung seperti ini dan meninggalkan sepasang suami istri itu.

"Tuh, Ciara aja nggak pa-pa,"

"Apa? Rama ... jangan gitu ih, malu dong sama adek-adek kamu,"

Rama menelengkan kepala untuk melihat Ciara yang tengah menatapnya ehm ... entahlah, seperti sedang merasa jijik?

"Ra, kamu mau ke kamar, kan? Buruan, gih,"

Ciara tertegun. Semakin merasa aneh dengan sikap super aneh Abangnya itu. Sedangkan Lisa meringis semakin malu. Ia benar-benar malu melihat sikap Rama ini.

"I-iya, Bang. Ciara naik,"

Dan Ciara benar-benar meninggalkan sepasang suami istri itu dengan segala pikiran yang berkecamuk.

Setiba di lantai dua, bukannya masuk ke kamarnya, ia beralih ke kamar dengan pintu cokelat bertuliskan 'WELCOME'.

Benar. Sesuai dengan sifat sang pemilik kamar, tulisan itu membuat beberapa orang yang masuk tersenyum kala membaca sepatah kata itu.

"Nathan ..."

Langkahnya ia bawa masuk. Ruangan gelap karena gorden yang belum dibuka. Ciara berjalan ke arah jendela dan menyibak kain pembatas cahaya luar itu hingga sinar matahari masuk ke kamar dan menerpa wajah Jonathan yang masih tidur dengan nyenyak.

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang