13. Kashi vs Nita!

4.2K 260 0
                                    

Gue lempar lo ke lantai satu trus gue bilang iseng juga, gimana?
-Ciara

...

"CIARA!"

Merasa seseorang meneriaki namanya, respon pertama yang gadis itu lakukan adalah berbalik. Sama halnya dengan Kashi yang kebetulan sedang berjalan bersama dengannya, oh ya, dengan Jonathan juga.

Ketiganya diam dipijakan sembari menunggu gadis yang sedang berlari menjumpai mereka.

"Pagi, Bang. Pagi, Shi. Pagi, Ra." Belum sempat menarik napas untuk memenuhi pasokan oksigennya, gadis berbadan ramping itu sudah menyapa.

"Pagi," balas ketiganya serempak.

"Ngapain lari-lari? Kan bisa ketemu di kelas," Kashi menjadi orang pertama yang bertanya.

"Eung?" Gadis itu menaikkan alisnya sebentar, "i-iya sih, gue cuma mau nanya aja, kalian barusan diantar siapa?"

"Kenapa emangnya?" Ciara menatap datar lengkap dengan tangan bersidekap di dada.

"Ya, enggak... enggak kenapa-kenapa sih, cuma nanya aja..."

"Lo nanya karna lo pengen tau kali," Jonathan menimpali dengan wajah kelewat datar mengalahkan wajah datar adiknya. Mereka memang duo saudara yang mengerikan pada saat-saat tertentu.

"Tuh, bener. Kenapa lo nanya-nanya?" Kashi menatap curiga pada teman kelasnya itu.

"E-enggak, nggak apa-apa. Ya udah deh, gue duluan. Bye." Lalu gadis itu berlari meninggalkan Ciara, Kashi, dan Jonathan.

"Aneh banget," gumam Kashi menatap punggung Nita yang semakin mengecil.

"Paling mau nempelin Bang Raffa, keliatannya dia naksir."

"Seriously?" Kashi hampir tersedak air ludahnya sendiri mengejar penuturan Jonathan.

"Nggak yakin juga sih gue, tapi insting gue bilang kalo dia tertarik sama Bang Raffa sejak Bang Raffa datang jemput minggu lalu. Menurut gue sih begitu..." jawab Jonathan.

"Amit-amit Bang Raffa mau jadian sama cewek delapan puluh persen bego kayak gitu," Kashi bergidik ngeri membayangkan apa jadinya jika Raffano dan Nita berkencan.

"Gue juga enggak setuju," balas Jonathan sembari mengangkat bahu.

"Nggak bakal terjadi, tenang aja. Kalian kayak nggak tau Bang Ano aja deh, dia kan tipikal cowok setia. Bertahan sama satu cewek, nggak kayak Bang Jo yang kerjaannya ganti-ganti cewek udah kayak ganti baju." Ciara melemparkan opininya pada dua manusia yang sedang membayangkan sesuatu yang--sejujurnya--tidak di sukai Ciara sendiri.

"Iya juga sih. Bang Raffa 'kan bukan Bang Jo yang kerjaannya pacarin semua cewek. Bang Jo beneran anak didiknya Bang Gava , ya? Sampe kayak Bang Gava gini," Kashi menambahkan.

"Teroooss... terus aja hujat gue."

Ciara dan Kashi sontak tertawa melihat Jonathan kesal lalu berjalan meninggalkan mereka. Bahkan pemuda remaja itu menghentakkan kakinya khas anak-anak yang sedang merujuk karena tidak di belikan mainan.

Astaga!

Semoga para mantan laki-laki itu melihat dirinya yang sedang dalam mode childish begitu.

Hancur sudah reputasi sebagai kakak kelas tertampan yang Jonathan pegang.

***

Ruangan yang tadinya terasa begitu amat membosankan kala guru Kimia sibuk menjelaskan tentang materi--sekarang terasa lebih hidup. Ciara berterima kasih pada bel sekolah yang berbunyi tepat saat matanya akan terkatup; setidaknya bel itu menyelamatkannya dari hukuman mencatat satu bab materi 'Ikatan Ion' tanpa ada kata yang terlewat.

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang