43. Cinta Bisa Dipaksa!

2.7K 198 26
                                    

Cinta tidak bisa dipaksa, Princess.
-Andi

***

"BURUAN, Ra! Udah pada nungguin tuh!"

"Ya sabar dong, ini udah yang paling cepet!"

Teriakan Kashi dan Ciara memang yang terbaik untuk merusak pendengaran seisi rumah Rajendra.

"Pestanya keburu mulai itu! Jangan sampe telat dong, Raaa... gue nggak suka terlambat!"

"Bawel, woi!" Ciara sudah berusaha, kenapa Kashi masih ribut?

Buktinya, ia sudah melakukan semuanya dalam waktu 25 menit. Itu sudah cepat untuk ukuran wanita berdandan.

"Siapa suruh lo tidur siang sampe kebablasan ke maghrib, Onyet!"

"Ya namanya khilaf, Onta! Nggak pengertian banget jadi orang lo, kayak nggak pernah khilaf aja,"

"Khilaf versi gue nggak kayak lo ini, Nyet!"

Ciara keluar dengan dress soft blue pemberian Lisa sebulan yang lalu. Waktu 25 menit itu ia pergunakan sebaik mungkin. Mandi, memilih baju, berdandan; dalam 25 menit ... inilah hasilnya.

Gaun khas gadis feminin dengan warna yang lembut di mata, tas selempang berwarna hitam dengan manik-manik hitam juga sebagai hiasan, bedak ala kadarnya dengan sedikit lip tint, maskara, dan eyeliner. Cukup. Rambutnya hanya ia gerai begitu saja tanpa berniat ditata agar lebih rapi.

Bodo amat.

Yang penting Kashi bungkam.

"Makanya kebiasaan buruk lo itu perlu diubah! Kalo lo tau bakalan hadirin pesta gini, minimalnya lo usaha dong supaya bangun tepat waktu. Pasang alarm handphone kek, jam weker kek, atau apa gitu asal jangan bablas ke maghrib. Heran deh, liat lo."

"Lo pms apa gimana sih? Bawel banget perasaan,"

"Lo 'kan tau kalo gue paling anti sama yang namanya 'ter-lam-bat', Ciaraaa!"

Ciara menatap Kashi polos. "Gue nggak tau tuh,"

"Makan 'tuh tissu!"

***

Pesta ulang tahun.

Bukan ulang tahun anak-anak muda seperti biasa, tapi pesta ulang tahun relasi perusahaan Rajendra.

Dan terkutuklah ketidakpekaannya yang kelewat kronis hingga ia tidak menyadari ternyata ayahnya dan ayah Ezra adalah kolega bisnis.

Sip. Mirip cerita di novel. Asal jangan ada acara jodoh-jodohan saja, nampaknya Ciara aman-aman saja sejauh ini.

Well, jika sudah menyangkut perusahaan dan kerja sama bisnis, bisa aja ia akan dinikah-mudakan oleh Ayah tercintanya demi bertahannya kerja sama. Tidak heran mengingat banyak sekali kasus seperti itu. Orang tua rela menjual kebahagiaan anaknya hanya demi saham dan nama baik. Buruk sekali.

Mudah-mudahan Ciara tidak akan terjerat akan hal buruk itu! Nikah muda bukanlah mimpinya. Bahkan tidak pernah singgah ke dalam benaknya.

"Bengong aja, mikirin apaan lo?"

Ah, jika awalnya kalian mengira pria berjas dengan tampang ganteng yang kini menghampiri Ciara adalah Jonathan; kalian salah karena dia adalah Gava.

"Bang Gav,"

"Mikirin apaan? Pesta rame gini lo malah bengong. Bisa-bisanya lo bengong pas suara bising banget gini?"

"Ya bisa,"

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang