Oh, sorry not sorry, gue emang selalu ekspresif kalo balesin chat dari mereka.
-Ciara...
Agaknya Ciara mengira cowok yang dimaksudkan oleh Nita sedang duduk di kelas, bermesraan dengan Kashi, atau setidaknya duduk berdua di sudut kelas. Ya, setidaknya itu mungkin saja terjadi mengingat bagaimana agresifnya Kashi saat berduaan dengan laki-lakinya itu. Namun, bukannya sesuai ekspektasi, yang ia dapati malah sambutan hangat dari Kashi yang berdiri dengan kedua tangan direntangkan menyambutnya.
"Ciaraa ..." Sahabat kecilnya itu merengkuh Ciara sehangat yang bisa tangannya berikan, pun Ciara menyambut ramah meski ekspresi bingung tak bisa dia sembunyikan lebih baik dari ini. "Lama banget, sih, lo? Jalanan macet, ya?"
Pelukan terlepas, Ciara menekan kedua belah bibirnya untuk membentuk satu garis lurus dengan tambahan alis terangkat dan mata terpejam, kemudian mengangguk kecil tanda membenarkan ucapan Kashi. Meski nyatanya jalanan tidak macet.
"Pake banget," jawab Ciara kecil.
Nita yang tak ingin berdiri lebih lama lagi bergerak menarik kedua lengan temannya dan mengajaknya untuk duduk. Gadis itu merengut kecil sembari melihat sekeliling kelas, lalu bertanya, "Pacar lo ke mana, Kash?"
Ciara tak urung menoleh ke arah Nita dengan ekspresi terkejutnya. "Nit ... lo--"
"Kenapa?" Kashi menyela. "Dia tadi ke sini bawa cowok, Ra. Yang tadi gue bilang sama lo itu." Nita ternyata tidak mengerti isi hati Ciara. Astaga. Padahal Ciara berharap Nita tidak mengungkit perihal Kashi dan kekasihnya agar Ciara bisa mengambil sikap nantinya.
Sial.
Nita sialan.
Kashi ikut menatap Nita. Sama terkejutnya. "Ih, Nit. Lo gosip apaan lagi tentang gue?"
Mendengar pertanyaan tak menyenangkan itu, Nita dan Ciara kompak menatap Kashi. Tentunya dengan ekspresi yang berbeda.
Nita yang tak terima dituduh bergosip seketika protes dengan centil. "What? Gosip? Hei, Kashi! Gue nggak sekurang-kerjaan itu nyampe ngegosip, ya. Enak aja lo kalo ngomong."
"Lah, barusan! Barusan banget lo bilang gue bawa cowok ke sini. Barusan banget lo bilang lo cerita ke Ciara. Barusan ..."
"Cukup!" Ciara menutup debat dengan cepat. "Cukup. Okay? Gue males banget denger kalian berisik gini. Nggak penting banget."
Kedua gadis yang saling adu mulut itu mau-tak mau bungkam, tentunya dengan gerakan bibir dan mata melotot sembari saling tatap.
Ciara tentu menyadarinya, gadis itu lantas menginterupsi, "Udah, ih. Pada ngapain, sih? Itu mata pada kenapa? Mau gue colok pake lidi?"
"Ebusett!"
"Kampret! Otak lo jahat banget, gila kali, ya!"
"Duduk lo pada, ngapain masih di situ?"
Nita berdecih jengkel. "Ya, ini juga lagi duduk, Ra." Dengan nada ketus gadis itu melawan ucapan Ciara.
"Ya, duduk di bangku masing-masing maksud gue, bukan di sini. Awas!"
Kashi yang merasa Ciara berada dipihaknya tak ayal tertawa remeh. Membuat Nita ingin mengacak wajah Kashi.
Kashi lantas mengusir. "Ayo. Tunggu apa lagi? Minggat sana."
"Ihh!"
"Hussss!"
Jadilah Kashi tertawa bahagia karena merasa menang dari Nita, tapi meski tertawa dan merasa bahagia, Kashi masih menyimpan sesuatu dalam hatinya.
Sesuatu yang lama ingin ia katakan. Namun, terasa sulit diutarakan.
***
Dugaan masih tetap dugaan.
Ciara sesekali menatap laki-laki asing yang kini duduk di kursi yang ada di ujung koridor dengan tatapan penuh curiganya. Posisi mereka saat ini sangat pas untuknya melirik ke arah laki-laki yang tengah fokus dengan ponsel pintarnya. Agaknya Ciara sedang mencoba mengingat sebaik mungkin tentang laki-laki yang tengah maniknya amati, tentang apakah benar laki-laki ini yang dilihatnya waktu itu?
"Kashi, cerita, dong, siapa cowok itu? Gue masih nggak bisa percaya kalo dia guru baru di sini." Nita dengan nada centilnya memecah fokus Ciara, gadis yang kini sibuk touch-up itu sesekali menatap cowok yang masih bertahan dengan posenya.
Ciara diam-diam membenarkan ucapan Nita, penampilan laki-laki itu memang terlihat rapi bak orang kantoran, tapi entah kenapa hati kecil Ciara agak kurang setuju jika laki-laki itu akan menjadi guru di sekolahnya ini. Bukan apa-apa, Ciara juga tidak peduli jika benar dia adalah guru baru, toh mereka sudah tidak bersekolah di sini. Hanya saja, Ciara sedikit menyesali sikapnya yang kurang berani bertanya pada Kashi soal ini.
"Dia guru baru, Nit. Guru seni. Dia sendiri yang bilang sama gue." Pada akhirnya Kashi menghela napasnya sedikit kasar, kepalang kesal dengan Nita yang terus mencercanya.
Gerakan Nita terhenti, gadis itu membuang pandangan langsung tepat pada Kashi. "Lah? Kok? Kok dia--kok?" Ada jeda yang terlahir ditengah keterkejutan Nita. "Ada hubungan apa lo sama dia?" Lalu pertanyaan ketus terlepas begitu saja, lengkap dengan tatapan sinisnya.
"Eh, anu, i-itu--"
Drrtt ... drrtt ... drrtt
Ciara kontan melihat layar ponselnya yang menyala. Ada pesan masuk dari salah satu abangnya.
Nathan
Pulangnya gua jemput.Ciara melepaskan senyum tipis. Abangnya ini ada-ada saja. Sejak kapan Jonathan melapor saat akan menjemputnya? Alih-alih memberi kabar jika dirinya sedang dalam perjalanan, Jonathan lebih suka mengirimkan pesan suara yang mana isinya adalah omelan karena terlalu lama menunggu.
Membalas pesan dengan kata 'iya', Ciara lalu meletakkan ponselnya dan kembali mencoba melihat sosok yang sedang mereka bicarakan. Namun, pria itu sudah menghilang.
"Ciye, yang senyum-senyum sambil bales chat." Nita yang ternyata mengamati melemparkan godaan yang tentu tidak direspon baik oleh gadis itu. "Siapa, Ra? Gebetan, ya?"
"Bukan."
"Ciye, yang malu-malu." Nita enggan berhenti.
Kashi yang melihat interaksi kedua temannya ikut menatap Ciara, mencari jawaban dari tatapan matanya.
Disadari oleh sang teman, Ciara berdecak kecil. "Ngapain, sih? Bales chat sambil senyum-senyum bukan berarti dari gebetan doang kali. Norak lo."
"Ya, terus siapa lagi kalo bukan gebetan? Nggak mungkin 'kan lo mesem-mesem gitu pas bales chat dari Jonathan atau abang lo yang lain?"
Ciara menatap Nita tak minat. Sejujurnya dia sangat malas jika harus berdebat dengan perempuan centil itu, tapi jika dibiarkan, Nita bisa jadi sangat menyebalkan.
"Oh, sorry not sorry, gue emang selalu ekspresif kalo balesin chat dari mereka."
***
YUHUUU!
Owkey, setelah sekian lama aku menghilang dari dunia oren dan cuma bisa bacain komen kalian tanpa bisa bales, akhirnya aku update:))Seneng, nggak?
Sebelumnya aku minta maaf atuh karna nggak ada kabar dan mungkin bikin kalian kesel. Maaf, Nak-anakkuuu:(
Dan oke, ini aku update ya
Mungkin soon aku akan lebih sering update lagiOke, selamat membaca;)
Christina
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLING'S
Aktuelle Literatur[ON GOING] (Intinya random, random, dan random. Terima kasih^-^) ••• Hanya segelintir kisah tentang Ciara dan keenam abangnya. Kisah sehari-hari yang gadis itu lalui dengan keenam lelaki dengan kepribadian berbeda-beda. Lelah itu pasti, tapi Ciara...