Hal mengerikan apa yang sudah dilakukan Kashi sampai kamu lupa jika tugas lelaki itu untuk melindungi perempuan?
-Rama...
"Jomblo diem aja, bosku. No bacot."
"Wah, ngajak gelud nih bocah satu. SINI LO!"
"Punten, Mblo ..."
"KASHI ANYING!"
"Woi, nyantai lurr, pacar gue kegores otak lo gue geser, nih, serius." Gava yang tadinya hanya jadi penonton tanpa gaji kini berdiri menghadang adiknya yang sedang mencoba menjambak Kashi.
"Pacar lo 'tuh minta banget disiksa!" berang Jonathan.
Gava menggeleng tegas. "Lo yang salah."
"Buset dah." Raffano terkekeh. "Inget Jo, cowok selalu salah."
"Ngapa jadi gue?! Si Kashi tuh ngajak war mulu! Nggak tau gue lagi pembenahan diri apa!"
"Pembenahan ndasmu!" Kepala Jonathan ditoyor. "Gegayaan lo ngomong pembenahan. Naro sepatu di raknya aja lo kudu diteriakin si bang Andi dulu segala ngomong mau pembenahan--"
"Heh, Demit! Lo diem atau gue perawanin lo?!"
"WOI AH!"
Gelak tawa Raffano dan Ciara melanglang pecah tanpa hambatan.
Lain dengan Ciara dan Raffano yang masih menikmati konflik antar tokoh di depannya, Gavin justru meringis tak tahan dengan keadaan sekitarnya, ditambah Kashi yang masih setia memeletkan lidahnya ke arah Jonathan yang dalam tahanan Gava ... ah, sudahlah. Gavin tidak kuat.
Teriakan Jonathan tentang akan memerawani Kashi tentu saja menyita perhatian semua orang.
Hayo tebak, mereka ada di mana?
Gavin meringis tidak tahan. Benar-benar malu karena hampir seluruh mata kini menatap horor ke arah mereka. Seketika pemuda itu teringat, hanya Andi lah satu-satunya saudara yang jika dibawa ke manapun tidak membuat malu. Eh, Rama juga ding.
"Abang ke toilet bentar, ya."
Ciara mengangguk dan Raffano hanya mengiyakan dalam hati.
Sedangkan tiga orang yang masih sibuk dengan dunia mereka tidak menyadari jika Gavin sudah lenyap dari areal ring tinju.
"Lah, kenapa? Nggak terima? Emang bener 'kan lo jomblo?"
"Tuh! LIAT TUH KELAKUAN PACAR LO, BANG!"
"Nathan, eh buset! Suara lo toa banget, anjing!" Kuping Gava sakit, ngilu saking kerasnya suara Jonathan. Alhasil, saat tangannya sibuk mengusap telinga, Jonathan berhasil lolos dan menerjang Kashi.
Iya, menerjang.
Dengan amarah yang membara seperti api di neraka, Jonathan menjambak Kashi kuat-kuat. Pekikan Gava kembali membuat seisi area itu meletakkan fokus pada ketiganya.
"NATHAN ANJING! KEPALA GUE!"
"MATI AJA LO, MATI!"
"NATHAN!!"
"GUE BOTAKIN LO, MAMPOS!"
"WOI, JO! ITU CEWEK GUE, BRENGSEK! WOI!!"
Dengan Jonathan yang menjambak Kashi penuh semangat dan Gava yang mencoba melepaskan siksaan Jonathan, ada Raffano yang diam-diam menarik Ciara keluar dari sana sebelum diamankan petugas. Sekedar info, Raffano sudah melihat petugas berlari dari arah pintu kantin ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLING'S
General Fiction[ON GOING] (Intinya random, random, dan random. Terima kasih^-^) ••• Hanya segelintir kisah tentang Ciara dan keenam abangnya. Kisah sehari-hari yang gadis itu lalui dengan keenam lelaki dengan kepribadian berbeda-beda. Lelah itu pasti, tapi Ciara...