Sayang ke Nathan sama Ciara bedalah, goblok!
Ciara kan cewek!
-Gava***
"SUMPAH, ya, Ciara bisa marah gitu lo apain, Zra?"
Ezra menghela napas gusar. Hatinya jelas terasa sakit saat melihat raut marah yang bertujuan untuknya itu. Ditambah lagi amukan dari pria yang entah siapa itu. Itu abangnya atau bapaknya sih? Batinnya bertanya. Tapi terlalu muda untuk jadi bapak. Terlalu tua juga untuk jadi abang, kan? Sedangkan Jonathan dan Andi kelihatan masih jauh lebih muda dibanding dengan pria tadi.
"Yang tadi itu ... siapa?"
Kashi mengernyit sejenak. Bukannya menjawab pertanyaannya, si sialan Ezra malah bertanya balik. Mendesah pelan, Kashi akhirnya berujar. "Bang Rama maksud lo?"
Ezra mengangguk ragu-ragu saking bingungnya. "Hm,"
"Dia sulungnya rumah ini. Bang Rama, abangnya Ciara. Kenapa? Jangan bilang lo nggak kenal sama bang Rama?" tanya Kashi mencoba memastikan kecurigaannya.
"Abangnya? Tua banget,"
"Mulut lo, Kampret! Dipenggal beneran lo kalo bang Rama sampe denger." Kashi mengutuki kesal. "lagian lo gokil banget sih? Naksir Ciara tapi nggak kenal abang-abangnya. Salut gue,"
Ezra diam. Menatap wajah aneh Kashi sejenak. Aneh sekali. Memangnya Ciara punya abang lain selain Andi dan Jonathan? Tapi tidak heran juga sih, jika diingat-ingat lagi, wajah Ciara dan pria bernama Rama itu juga terlihat mirip. Batang hidung serta bentuk alis mereka serupa. Jadi pria tadi abangnya Ciara?
"Emang ... abangnya Ciara ada berapa sih?" Entah dorongan dari mana Ezra akhirnya megeluarkan pertanyaan itu. Dia penasaran. Sangat. "cerita dong."
"Enam,"
"Hah?"
"Enam." Kashi menghela napas pelan. Lalu kembali berkata, "sumpah ya, gue beneran nggak tau kalo lo senekad ini. Pantesan lo garang banget deketin Ciara, ternyata lo emang nggak tau gimana kehidupan Ciara secara menyeluruh."
"Lo ngomong apaan sih? Emangnya Ciara kenapa?"
"Ciara tujuh bersaudara, dia bungsu plus cewek satu-satunya. Mamanya Ciara udah meninggal sekitar tiga tahun yang lalu. Dan hal itu yang buat semua abang-abangnya Ciara jadiin Ciara satu-satunya perempuan yang perlu dijaga. Udahlah lupain aja, mending lo mundur. Gebetan lo ini bukan cewek yang gampang lo deketin. Lawan lo ada enam orang. Udah ya, lo pulang aja, gue mau nemuin si Ciara dulu."
"Tapi---"
"Besok aja lo temuin Ciara!"
***
Rama berdiri menatap adiknya yang tengah asik memeluk bantal kesayangan Rama. Baiklah, lupakan soal bantal.
Ciara tidak menangis, dia hanya diam meski pun udah ditanyain ini-itu oleh Rama.
"Ra, dia tadi temen sekolah kamu, kan ya?" Lisa angkat bicara.
Ciara mengangguk pelan.
"Trus kenapa kamu sampe marah gini? Dia jahatin kamu?"
"Enggak kok, Kak. Dia nyebelin. Udah diusir tapi nggak mau pulang. Kan akunya greget. Tadi juga aku nggak tau kenapa bisa sampe semarah itu. Mungkin karna dia nyebelin. Dari tadi pagi gangguin aku terus. Mulai dari sekolah."
"Gangguin gimana?" Itu Rama yang bertanya.
"Usil, bang. Ngomongnya ngaco."
"Ngaco gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLING'S
Ficção Geral[ON GOING] (Intinya random, random, dan random. Terima kasih^-^) ••• Hanya segelintir kisah tentang Ciara dan keenam abangnya. Kisah sehari-hari yang gadis itu lalui dengan keenam lelaki dengan kepribadian berbeda-beda. Lelah itu pasti, tapi Ciara...