20. Rama's Dramatized

3.6K 253 0
                                    

Kamu tau apa sih tentang pernikahan?
-Rama

***

"DEMI apa, Raa!!"

Itu suara Kashi.

Jika Nita mendelik kesal dengan teriakan gadis itu, lain hal dengan Ciara yang mengangguk antusias seolah sedang memberitahukan kabar besar yang sangat jarang diberitakan.

Kedua bola mata gadis itu menatap lekat pada sang sahabat. Membuat Kashi semakin percaya.

"Itu yang bilang gitu siapa? Bang Jo?" Kashi bertanya sembari mengotak-atik ponselnya. Mencari kontak Jonathan.

Ciara mengangguk kecil. "Iya, tapi Bang Ipin duluan yang bilang ke gue, tapi gue nggak percaya,"

Kashi melotot pada sang sahabat. Matanya menyorot seolah berkata, kenapa lo oon? Dan sepertinya Ciara mengerti dengan sorot mata itu.

"Ya lo 'kan tau Bang Ipin itu gimana." Ciara membela diri, tak mau disalahkan, "embernya bocor parah,"

"Ya seenggaknya lo percaya gitu kek," Kashi mengomel, "lo jadi adek parah banget tau nggak sih,"

"Yeu, lo kayak nggak tau Bang Gava aja sih. Dia kalo ngomong lewat chat nggak pernah bener. Bullshit!"

"Emang di chat orang ngomong?" kata Kashi datar.

"Ya kagak, ngetik maksudnya elaahh,"

"Lo ngomong aja pake typo segala, payah lo." Kashi menoyor kepala teman sebangkunya.

Bukannya kesal gaya semacamnya, gadis bernetra cokelat itu malah terkekeh ringan. Menertawakan dirinya sendiri.

Benar juga. Ngomong aja paketypo segala, batinnya.

***

Sepulang sekolah, seperti biasa Jonathan, Ciara dan Kashi akan pulang bersama Andi yang menjemput. Keempatnya memasuki ruangan besar rumah Pak Rajendra.

Andi langsung mengambil tempat duduk di sofa, merenggangkan otot-ototnya yang terasa tegang sehabis menunggu adik-adiknya pulang. Mau bagaimana lagi? Andi terpaksa menunggu Jonathan selesai dengan tugas dan kegiatannya dulu baru bisa pulang. Jadilah pria itu merasa lelah.

Diikuti Jonathan yang ikut duduk di dekat Andi, pemuda itu mulai melepas sepatunya asal. Lelah bukan main. Andi saja yang menunggu merasa lelah, apalagi Jonathan yang menjalani kegiatan-kegiatan itu.

"Raa, pinjem baju!" Kashi berseru dari arah dapur saat melihat Ciara mulai menaiki tangga.

Setibanya tadi, Kashi segera menuju dapur mencari minuman yang bisa ia telan menghilangkan dahaganya. Bertepatan tangga ke lantai dua ada di sisi kanan dapur, jadi Kashi bisa berteriak kecil dari bawah.

"Naik aja! Males gue bawa ke bawah," sahut Ciara sembari menapaki anak tangga.

"Gue haus, males naik ke atas."

"Kalo gitu nggak usah pinjem baju gue," suara Ciara kian mengecil karena semakin jauh.

Dan terpaksa Kashi ikut naik saja daripada temannya itu kembali menjadi manusia super pelit. Bahaya. Kashi sedang malas ke rumah, di luar panas, jadi lebih baik ia meminjam baju Ciara dulu. Toh, baju Kashi juga ada banyak di lemari Ciara, begitu juga sebaliknya.

Dan kata pinjam itu sebenarnya adalah meminta ijin mengambil pakaiannya sendiri dari lemari Ciara. Paham?

Beberapa menit setelah kedua gadis itu naik ke lantai dua, keduanya kembali terlihat berjalan berdampingan menuruni anak tangga. Ikut duduk bergabung dengan Andi dan Jonathan yang sedang bersantai di ruang santai. Jonathan juga sudah melepas kemeja sekolahnya, menyisakan kaos putih oblongnya dan celana abu-abu. Sementara Andi masih memakai bajunya yang tadi ia pakai. Kaos berlengan panjang dengan celana hitamnya.

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang