Gue nggak mau ngabisin waktu cuma buat ngurusin pendapat orang tentang gue. Coba lo pikir, berguna nggak?
-Ciara***
"GABUNG, ya?"
"Astagfirullah!"
"Anjir, lo ngapa setiap kali gue dateng nyebut mulu sih? Gue se-serem itu emang?" Ezra menatap keki pada Kashi yang beristigfar untuk kedua kalinya. "ganteng gini juga," lanjutnya sembari memainkan kerah kemeja putihnya.
"Untung ganteng beneran lo," kata Kashi membalas.
"Ezra emang ganteng, kan?"
"Pede mampus, gila!" sembur Ciara kesal.
"Eh, kamu nggak boleh gitu sama aku, Ciara. Harus bae-bae, oke?"
Ciara mengerutkan kedua alisnya jijik. "Gue baru tau lo najisin tingkat menteri gini."
"Oke-oke, sorry, ya Cantik." Ezra menggeser dua mangkuk bakso ke meja. Satu untuknya, dan satu lagi untuk Ciara. "jadi sebelumnya, kita belum kenalan secara resmi, kan?"
"Jangan bilang lo mau kenalan ulang?" tanya Kashi mengejek.
Pun si Ezra mengangguk membenarkan. "Iyap. Kenalin, nama gue Ezra Danial Madava. Astaga nama gue napa panjang banget, yak? Oke, jadi sebenernya Ezra itu nama panggilan gue pas masih orok. Kalian boleh manggil gue Danial atau Dava kalo semisal susah nyebut Ezra. Tapi terserah juga sih, hehe..."
"Nah 'kan? Banyak omong nih anak," Ciara menggeleng geli sembari menarik semangkuk bakso yang dibawakan untuknya, "ini buat gue, kan?"
"Iya. Buat kamu."
"Gerah juga lama-lama di sini. Ra, gue ke toilet bentar, ya? Bentar aja, nggak lama kok. Oke?"
Ciara memutar bola mata. Kata sebentar itu yang diragukan Ciara. "Terserah," jadilah ia membalas cuek.
Kashi pun pergi meninggalkan kedua remaja itu dengan kekehan geli di bibir. Ciara nampak baik-baik saja saat dibawakan makanan oleh Ezra, yang artinya gadis itu tidak menyimpan dendam pada cowok beralis tebal itu.
"Kashi nyebelin banget, gue ditinggal,"
"Dia ngerti isi hati gue tuh, Ra." imbuh Ezra tenang.
"Emang isi hati lo apaan?" Si Ciara malah penasaran.
"Serius mau tau?"
Ezra yang menaikkan alis menggoda menjadi bukti bahwa isi hati Ezra nampaknya tidak beres. Jadi gadis itu menggeleng cepat, menolak mendengarkan isi hati si sialan Ezra.
"Ra,"
"Hm,"
"Ciara,"
"Apaan, Zra. Elah, tinggal ngomong juga."
"Duh, aku suka deh kalo kamu nyebut nama aku gitu. Zra. Kalo kamu yang nyebut kok kedengarannya sweet banget, ya? Aku suka." Ezra tersenyum manis tepat di depan wajah Ciara.
Sejenak Ciara tertegun. Apa-apaan itu? Jadi begitu senyuman terbaik si sialan Ezra ini?
"Apaan sih? Cringe banget."
"Ampun deh, nggak bisa liat aku seneng bentar aja nih,"
"Zra, suer geli banget kalo lo make aku-kamu gitu, ih."
Ezra terkekeh renyah kemudian. Ia menusuk bakso yang ada di mangkuknya lalu menyodorkan ke mulut Ciara. "Makan, Ra."
"Apaan sih? Gue bisa sendiri!" tolaknya mentah-mentah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLING'S
General Fiction[ON GOING] (Intinya random, random, dan random. Terima kasih^-^) ••• Hanya segelintir kisah tentang Ciara dan keenam abangnya. Kisah sehari-hari yang gadis itu lalui dengan keenam lelaki dengan kepribadian berbeda-beda. Lelah itu pasti, tapi Ciara...