56. Saatnya Bebas

2K 200 84
                                    

Apa artinya?
-Ciara

...

Kepalanya yang masih berdenyut-denyut keras memaksa si gadis harus membuka mata dan mengamati area sekitarnya. Inginnya Ciara mendapati setidaknya satu saja salah satu Abangnya di sini, namun, bukannya satu dari keenam Abangnya, Ciara justru melihat Ezra duduk di hadapannya dengan kepala yang miring ke kiri dengan mata terpejam. Tertidur. Cowok itu tertidur.

Maka, menggeser sedikit posisi duduknya guna mengikis jarak dengan Ezra, Ciara mendadak dibuat terpaku. Ada yang aneh. Ada yang tidak beres. Ciara tidak pernah merasa mengalami sesuatu hingga tubuhnya seberat ini. Maksudnya, dia yakin jika dia tidak sedang demam. Tapi ... kepalanya sungguh sangat sakit.

"Zra ..." oh ya Tuhan, suaranya bahkan selemah ini?

Apa yang terjadi?

Dengan mengumpulkan semua tenaga yang berceceran entah di mana, Ciara mengangkat tangannya yang juga terasa begitu berat. Namun dengan usahanya, Ciara berhasil menyentuh pipi Ezra meskipun kemudian tangan itu jatuh tak berdaya ke sisi tubuhnya.

"Ezra ..."

Bukan. Sebenarnya Ciara tidak ingin mengganggu tidur cowok di depannya ini, namun ... Ciara hanya ingin meminta agar Ezra tidur dengan benar. Jangan dengan posisi duduk seperti itu. Itu akan menyakitinya. Juga, Ciara ingin bertanya apa yang terjadi dengannya.

"Ezra ..." tapi sejak tadi, suara yang ia keluarkan sekeras mungkin hanya terdengar seperti bisikan yang kemudian ditelan hampa sehingga sama sekali tidak sampai ke telinga.

"Ezra ..." bisikannya semakin mencicit, memekik amat halus nyaris terdengar seperti suara tikus.

Ini tidak benar!

Gue kenapa?!

Keringat mulai bermunculan sebesar biji jagung, dadanya mulai berdebar seolah-olah dia baru saja berlari, ya Tuhan ... bahkan kepalanya semakin terasa sakit seiring dengan bertambahnya jumlah detik jam.

"Ezra ..." Gadis yang masih bingung dengan dirinya itu kontan menangis, Ciara menitikkan air matanya masih dengan kepala yang terasa sakit bak dihantam palu besar. "Ezra ..." masih dengan usaha membangunkan Ezra, Ciara terus mencoba memanggil cowok itu dengan tangan yang terangkat ke arahnya meski terus jatuh terkulai sebelum mencapai wajah Ezra.

Menyerah.

Ciara menyerah. Dia balas melihat ke segala arah, menyapu pandang ke sekitarnya dan kemudian terpaku untuk kedua kalinya. Jantungnya semakin berdebar keras. Bahunya mulai bergetar, tangannya pun demikian. Ciara tremor.

"Bang ... Bang Andi ..." tangisannya tidak mengeluarkan vokal, bahkan seruannya hanya terdengar oleh hatinya sendiri tanpa benar-benar mengudara. "Abang ... Ciara takut ..."

Ada apa dengan dirinya? Kenapa dia bisu? Kenapa dia tidak bisa bergerak? Apa dia lumpuh? Apa dia kecelakaan? Apa dia sudah mati?

Ciara menggeleng keras. TIDAK! DIA BAIK-BAIK SAJA!

DIA!

BAIK-BAIK!

SAJA!

Ciara baik-baik saja. Dia bahkan ingat, tadi Andi masih memeluknya di kamarnya, lalu kemudian Lisa datang dan membawakan es krim kesukaannya. Ia ingat tadi Andi pamit keluar dan membiarkan dirinya bersama Lisa di kamar dan bercerita perihal drama Thailand kesukaan Lisa.

Dia ingat mereka masih baik-baik saja.

Dia ingat dia tidak mengalami kejadian apa pun.

Dia ingat bahwa semua masih normal sebelum kemudian dia membuka mata dengan keadaan yang tidak normal seperti ini.

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang