12. Gava's Day

4.6K 277 4
                                    

Mantan lo aja udah kayak kerikil, ada di mana-mana.
-Ciara

...

NAMANYA Ciara.

Ciara Queensha.

Adik bungsu dari tujuh bersaudara dan selalu menjadi bulan-bulanan empat dari keenam Abangnya.

Entah apa salah gadis itu sehingga Gava, Gavin, Raffano, dan Jonathan sangat suka mengusilinya setiap hari. Terkadang dirinya tidak mengerti dengan perilaku semua manusia jahil itu. Karena awalnya semuanya baik-baik saja--ah, tidak. Tidak baik-baik saja.

Semasa kecilnya, memang semua abangnya sangat menyayanginya. Meskipun yang selalu dalam ingatannya hanyalah Rama, Andi, dan Jonathan. Hanya mereka yang selalu mau berada di sampingnya. Bermain dengannya dan menghabiskan waktu dengannya. Atau jika mereka sibuk, Ayah dan Ibu yang akan menemaninya.

Masa kecilnya menyenangkan.

Dan ia tidak pernah ingat bahwa Gava dan Gavin pernah saling melukai hanya kerena memperebutkan dirinya; seperti yang di katakan Andi dan Rama.

Seingatnya, Gava dan Gavin sudah mulai jarang bermain dengannya saat usia kedua abang kembarnya itu menginjak usia remaja.

Begitu juga Raffano. Saat itu, Ciara masih terlalu belia. Banyak hal yang tidak ia ingat dengan baik. Termasuk alasan mereka menjadi tidak sedekat dulu pun; tidak bisa ia tebak-tebak. Semua berjalan begitu saja, hingga akhirnya sebuah tragedi yang cukup menyebalkan menimpa keluarganya. Saat itu, Ciara masih berusia tiga belas tahun. Ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sesuatu yang membuat semuanya menjadi berubah sejak saat itu.

Rama yang dulu sangat menyenangkan dan selalu ada di dekatnya--kini sudah tidak lagi sama.

Ibunya meninggal dan Ayahnya terpaksa koma di rumah sakit selama enam bulan. Tidak ada hal yang lebih buruk dari pada itu. Ciara mengalami gangguan psikis. Menangis terus-menerus dan menyalahkan dirinya karena terus memaksa kedua orangtuanya itu agar datang ke sekolah untuk melihatnya mengadakan pentas seni tiga tahun yang lalu.

Kalo aku nggak paksa Ayah sama Ibu, semua nggak akan jadi begini...

Tanpa air mata dan tanpa tatapan yang berarti. Kosong. Saat mengatakan itu, Ciara benar-benar kosong seolah ia kehilangan tujuan hidupnya. Sontak membuat ke enam abangnya berubah dratis.

Mulai saat itulah, Rama menjadi pria gila kerja. Workaholic. Andi yang semakin pedas pada siapapun yang menganggu sang adik bungsu, Gava dan Gavin yang juga sama jahilnya dengan Raffano dan Jonathan. Berubah.

Hari-harinya menjadi lebih berwarna. Ada hitam, abu, biru, merah, dan masih banyak warna yang melambangkan perasaan lainnya. Terkadang ia menangis jika di usili Gavin dan Jonathan, terkadang juga senang saat ia di perhatikan oleh Andi dan Raffano. Ia juga kerap merasa marah saat Gava dan Jonathan yang sangat menyebalkan. Berwarna.

***

"Oh, jadi sekarang udah bosan sama yang seumuran? Terus main gila sama bocah ingusan yang bahkan masih belajar gimana cara ngitung logaritma?"

Tiba-tiba ada seorang gadis sexy datang menghadang langkah kedua bersaudara itu dengan tampang kelewat menyeramkan dan membuat Ciara berjengit ngeri.

Berperawakan tinggi dengan tubuh molek yang menawan. Rambut panjang berwarna random; hitam pekat di atas dan bagian bawahnya di warnai dirty blonde. Ciri khas seorang modelling. Belum lagi wajah cantik dengan mata hazel serta hidung mancung lurus menjadi point penting dari wajah gadis itu. Oh, jangan lupakan lipstick merah meronta di bibir.

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang