16. Girls

3.6K 279 0
                                    

Lo berisik!
-Ciara

...

AKHIR-AKHIR ini Ciara merasa sepi.

Semuanya sibuk.

Seperti melupakannya, tidak ada yang mau meluangkan waktu barang sebentar untuknya.

Rama di kantor, dan Gavin mulai ikut rutin membantu. Raffano sibuk dengan buku-bukunya atau dengan pacarnya, dan Jonathan juga begitu. Sibuk dengan pelajaran akhir sekolah serta sibuk pacaran sana-sini. Gava entah kemana pergi, Ciara tidak tahu, yang ia tahu hanya sebatas abangnya itu sedang hangout dengan temannya. Sementara Andi mulai terasa jauh entah karena apa. Dan Ciara perlu menyelidikinya segera!

Rumah benar-benar sepi. Sungguh. Sangat sepi. Suara bass Gava yang biasa membuat rumah itu terasa hidup sekarang sedang tidak ada. Dan Andi yang selalu punya waktu untuknya, sekarang juga sedang tidak bisa di harapkan. Gavin yang sering memukul kepalanya pun tidak ada di sini. Sedih sekali.

Well, meskipun saat ini, rumah sedang kedatangan Kashi dan kakaknya--Kanna; tidak membuat Ciara merasa ramai. Masih seperti kosong. Seminimalnya, Ciara ingin Jonathan yang berisik itu duduk di sini, di dekatnya. Nyinyir padanya atau mengomeli.

"Ra, lo suka nggak?"

"Eung? Suka-suka. Harganya berapa?" Terpaksa menoleh pada Kashi yang sedang menunjukkan sederet gaun. Cantik tapi tidak menarik.

"Kurang tau, sih... Tapi nanti aku bisa tanyain kok. Kalian mau beli?" Kanna bertanya ramah.

"Mau beli nggak, Ra?" Kashi menimpali.

Berakhir dengan Ciara yang mulai pusing memikirkan tawaran kedua gadis yang ada di depannya. Gaun itu cantik, sangat cocok di pakai anak remaja seusia Ciara ataupun Kashi, namun Ciara benar-benar tidak tertarik. Serius. Ciara hanya menatap keki pada layar laptop di depannya.

"Gue tanyain Bang Ano dulu, gimana?"

"Ano?" Kanna membeo.

"Maksudnya Raffano," Kashi meralat sebelum akhirnya menatap sahabatnya, "kenapa harus nanya dia? Biasanya lo langsung beli tuh, nggak pake nanya-nanya ke Bang Raffa dulu."

"Ya udah, Ra. Kalo emang perlu minta pendapat Raffano, kamu bisa telfon 'kan? Atau chat. Send foto aja dulu,"

Ck, sepertinya Kanna berniat membuat Ciara membeli gaun itu.

"Bang Ano sibuk, Kak. Sibuk banget," jawab Ciara.

"Ya udah, kalo gitu lo tanyain Bang Jo aja, atau Bang Andi. Biasanya juga lo nanya mereka 'kan?"

Ciara menatap sahabatnya tanpa ekspresi. Dalam hati gadis itu berdecak kesal. Apa Kashi tidak bisa melihat bahwa Ciara sedang tidak berminat membeli gaun itu? Kenapa dia sangat memaksa? Membuat Ciara kesal saja.

"Mereka sibuk." Ciara membuang muka. Tidak minat membahas abang-abangnya.

"Kalo Bang Gava, gimana? Bang Gavin juga mungkin respon kok,"

"Mereka juga sibuk."

"Ha?"

Ciara menoleh pada Kashi dan mengulangi kalimatnya. Kali ini dengan nada yang di tekan. "Mereka Sibuk!"

"Tch, tumben. Masa sih mereka sibuknya barengan gitu?"

"Tanya mereka, gue nggak tahu apa-apa."

"Ah, lo mah nggak asik banget. Masa mereka bisa sibuk barengan gitu sih? Mencurigakan... lo udah coba selidiki, belum?"

"Rencana,"

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang