Nggak pake brengsek bayar berapa sih, bangke?
-Ciara***
SEMINGGU kemudian, acara pernikahan Rama dan Lisa berlangsung cukup megah di salah satu hotel berbintang yang dengar-dengar adalah milik sahabat dekat Rama. Itu tidak terlalu penting memang, tapi sepertinya itu perlu diberitahukan. Supaya tidak ada yang bertanya tentang tempat acara pernikahan berlangsung.
Rama dan Lisa terlihat sangat manis di depan sana dengan baju pengantin mereka.
Senyuman di kedua wajah pasangan itu tidak memudar sejak tadi pagi. Apalagi pengantin wanita, Lisa tersenyum sangat manis dan membuat Ciara iri dengan kecantikan kakak iparnya itu. Tidak menyangka ternyata kakak iparnya bisa secantik itu saat tersenyum lebar, wanita itu terlihat sangat bahagia terlihat dari raut wajah serta sorot matanya.
Kashi dan Kanna yang baru datang saja langsung tak bisa beralih dari kecantikan kakak iparnya Ciara itu. Sedikitnya membuat Ciara bangga dengan isteri abang sulungnya itu.
Beralih dari manisnya pasangan yang ada di depan sana, coba lihat si kembar yang malam ini terlihat sangat akur. Keduanya juga menggunakan jas hitam serupa dengan kemeja putih dan dasi kupu-kupu. Sepatu pantofel di bagian bawah dan membuat kesan dewasa tak bisa hengkang dari mereka.
Mereka berdiri di tengah kumpulan pria seumuran mereka dan terlihat tertawa lebar satu sama lain. Sesekali Ciara melihat Gava yang memukul lengan Gavin.
Ah, Ciara sangat suka melihat kedekatan keduanya.
Dan lihat Andi saat ini, dia tetap berdiri di dekat meja yang berisi makanan dan minuman dengan tatapan kagum pada suasana ini. Kagum pada pasangan baru yang tengah saling bercanda, pada para tamu, pada dekorasi, pada saudara-saudaranya, juga pada kehangatan acara itu.
Pria yang berbalut jas dan kemeja putih itu terlihat sangat mempesona meski tanpa dasi kupu-kupu. Wajah dinginnya yang hangat membuat siapapun pasti merasa senang saat melihat pria itu.
Ada Raffano juga yang kini tengah duduk bersama seorang gadis cantik yang Ciara yakini adalah kekasih abangnya itu. Keduanya terlihat sangat mesra dilihat dari bagaimana kekasih abangnya itu cemberut kecil disusul dengan Raffano yang menyuapkan cake pada sang gadis. Haish, lagi-lagi Ciara merasa kesal saat melihat pasangan-pasangan manis.
Akibat terlalu sibuk melihat semua saudaranya, Ciara sampai tak sadar jika Kanna dan Kashi sudah tidak di sampingnya. Hanya tersisa abang nakalnya yang kini sibuk menarik-narik sehelai rambut Ciara.
Membuat Ciara kesal dan memukuli abangnya itu dengan brutal. Meski Jonathan tidak dapat merasakan apa-apa sih..
"Udah deh, Bang, sakit tau. Ntar rambut gue rusak!" Ciara menepis tangan Jonathan dan merengut jengkel, "usil banget, heran,"
"Dek,"
Ciara diam.
"Dek,"
Ciara malah membuang muka dan membuka ponselnya. Gadis itu kini terlihat sangat cantik dengan balutan gaun putih gading yang menjuntai semata kaki dengan bagian atasnya yang terbuka. Gaunnya memiliki model yang sama dengan gaun yang digunakan Lisa, hanya saja milik Lisa tidak terbuka karena Rama melarang. Ya ... seperti biasa, Rama akan selalu melarang ini itu tentang isterinya itu.
"Ciara~," rengek Jonathan pada akhirnya setelah lelah memanggil adiknya itu. Jonathan mengguncang tangan Ciara hingga adiknya itu menoleh sinis.
"Apaan sih, Bang, apaan!"
"Astaga lo gitu amat deh sama gue, durhaka lo,"
Ciara memutar bola mata malas. "Gue tinggal nih," ancamnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLING'S
General Fiction[ON GOING] (Intinya random, random, dan random. Terima kasih^-^) ••• Hanya segelintir kisah tentang Ciara dan keenam abangnya. Kisah sehari-hari yang gadis itu lalui dengan keenam lelaki dengan kepribadian berbeda-beda. Lelah itu pasti, tapi Ciara...