Kopi tak pernah sepahit sebelum kau menyeduh namanya dan namaku menjadi satu. Kopi tak pernah sepahit itu.
Pahit memang, sudah mencoba yang terbaik tetap saja bukan hanya kepadamu dia tertarik. Lucu memang, selalu berada disampingnya belum tentu kau yang pertama dihatinya.
Kedatangan sesosok yang baru membuat lupa dengan yang lama, sudah kodratnya begitu. Berakit-rakit dahulu, berenang- renang ketepian. Sudah sakit dahulu, senang kau lupakan; pengkhianatan.
Seperti itu, dihatinya kau terbagi, dihidupnya kau yang tidak peduli. Cinta tak akan pernah ada untuk dua hati diwaktu yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit Dari Keterpurukan
PoetryBangkit dari masa lalu yang menghantui pikiran, dan kenangan. Fase dimana dari awal saya terpuruk menjadi bahagia seperti sekarang. Semua tergantung masing-masing orang. Ingin bertahan tetapi disakiti atau melepaskan Demi kebahagiannya. Tuhan tidak...