Ku ceritakan sejenak yang sudah berlalu, dari senyum pagi sampai malam-malam disesaki rindu. Kita tertawa terbahak, saling menatap dengan hembusan nafas yang serentak, sampai akhir dari segalanya tubuh saling membelakangi sembari tangis yang terisak.
Dahulu kita adalah pasangan yang serasih, hampir semua orang mengira bahwa hubungan kita baik-baik aja, nahasnya mereka semua salah. Aku pandai menyimpan dan memaafkan luka-luka yang kau berikan, puan.
Aku berfikir waktu itu, bahwa masalah ini hanya sepele, aku fikir semua akan baik-baik saja, ternyata baik-baik sajanya ku hanya sementara.
Dan, aku tersadar. Bahwa semua bukan sepenuhnya salah antara si orang ketiga maupun kamu. Ternyata aku yang salah, sepertinya aku yang terlalu memaksakan kamu untuk tetap menetap, sedangkan kamu berusaha mencari alasan untuk tidak menetap.
Terimakasih,
Sudah sempat hadir,
Sudah sempat mewarnai,
Sudah sempat memberi arti bahagia.Kita sudah mengambil jalannya masing-masing. Aku yang masih rehat sejenak oleh cinta, dan jika mencintai seseorang (lagi) aku belum siap untuk patah hati untuk kedua kali.
Hati ini, perasaan ini sudah mati.
Setidaknya, kamu pernah memberikan kesan yang baik dikisah ini.Aku tidak menyesal mengenalmu, aku tidak menyesal atas kepergian mu, dan aku belajar banyak denganmu.
Jika nanti kau membaca pesan ini,
Kupastikan aku sudah bangkit dari keterpurukan.Salam hangat,
Teman hidupmu (dulu). :)JANGAN LUPA VOTE YA!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit Dari Keterpurukan
PoesíaBangkit dari masa lalu yang menghantui pikiran, dan kenangan. Fase dimana dari awal saya terpuruk menjadi bahagia seperti sekarang. Semua tergantung masing-masing orang. Ingin bertahan tetapi disakiti atau melepaskan Demi kebahagiannya. Tuhan tidak...