Dititik perkenalan kita kala itu,
Seharusnya kau jujur saja.Seharusnya kau katakan maksud kedatangan mu sebagai apa, agar aku tidak perlu berharap lebih seperti ini.
Lewat segala perhatian, kau buat aku menduga-duga. Apakah kamu benar-benar suka atau sedang main-main saja?
Dan ternyata semuanya berakhir diluar logikaku. Setelah begitu lama kau memberi nyaman tanpa kejelasan, tiba-tiba saja kau bicara bahwa dirimu telah menemukan yang baru.
Tunggu,
Dia siapa?Yang menjadi pundak tempatmu bersandar saat itu adalah aku,
Dia siapa?Yang menjadi pendengar keluh kesahmu setiap kali kau jatuh juga, itu aku.
Dia siapa?Yang selalu memapahmu saat kau tersandung luka masa lalu, masih aku.
Dia siapa?Kenapa tiba-tiba ada namanya?
Bukankah kau sudah sedikit kelewatan?
Lalu semua yang kita lewati ini kau anggap apa?Jika hanya penasaran, sungguh kau lebih baik tidak menyapaku saat itu.
Namun jika ini hanya sebuah candaan, jujur, ada yang salah dengan selera humormu.Pergilah.
Dan jangan coba kembali lagi.
Semoga kelak dirimu mengerti;
Ada hati yang telah kau sia-siakan,
Walau sudah rela mengorbankan dirinya sendiri.Jika suatu saat kau membacanya, kuharap kau membacanya di diiringi lagu yang biasa kita nyanyikan. Percayalah, disaat kau memejamkan mata, ada kebahagiaan kita di pikiranmu, dan setelah kau membuka mata kebersamaan kita akan hilang sebab dia tiba-tiba datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit Dari Keterpurukan
PoetryBangkit dari masa lalu yang menghantui pikiran, dan kenangan. Fase dimana dari awal saya terpuruk menjadi bahagia seperti sekarang. Semua tergantung masing-masing orang. Ingin bertahan tetapi disakiti atau melepaskan Demi kebahagiannya. Tuhan tidak...