Aku sangat menikmatinya saat kita berjalan bersama (lagi). Berkendara diatas terik matahari disiang hari, lalu dibalur hujan pada sore hari. Moment pertama ku, dan kurasa hari terakhir kita bisa seperti itu.
Disetiap perjalanan mu kamu sibuk menceritakan perihal keluh kesahmu kala itu, entah dalam urusan percintaan maupun keluarga.
Aku hanya benci, dikala kamu selalu mengungkit tempat dimana kita pernah ada di momen itu. Aku benci untuk diingati, dan aku benci untuk mengetahui (lagi).
Aku hargai kebersaman itu, dan aku menikmati perpisahan itu. Aku bahagia diatas derita, mau tidak mau, siap tidak siap, aku harus bisa menerima fakta; Bahwa kita, sudah binasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit Dari Keterpurukan
PoetryBangkit dari masa lalu yang menghantui pikiran, dan kenangan. Fase dimana dari awal saya terpuruk menjadi bahagia seperti sekarang. Semua tergantung masing-masing orang. Ingin bertahan tetapi disakiti atau melepaskan Demi kebahagiannya. Tuhan tidak...