Rumah Kerumah

144 3 0
                                    

Kita pindah, lagi.

Beberapa waktu lalu kalimat itu sempat membuat kedua tanganku menggetar, dadaku sesak, dan pelupuk mataku memanas.

Pindah, nyatanya tidak semudah itu.

Ketika aku harus membawa tumpuk-tumpukan kenangan yang ada didalamnya.

Pindah, sama saja merelakan bukan?

Sebab aku, diusir.

Perasaanku mati.

Tetapi setiap berpindah, lagi-lagi tidak ada tempat yang senyaman rumah, mereka tidak seperti tempat kepulangan.

Kini, bagiku pindah rumah seperti menebar kenangan dan pengalaman didalamnya. Setiap sudut kota, jalanan, tempat makanan, dan taman mana yang sering kita singgahi menjadi saksi sejarah kita.

Aku, dan kalian yang (pernah) sudah menjelajahinya.

Disana ada kami,
Disana ada kenangan kami.

Teruntuk wanita yang pernah singgah tapi tak sungguh dihidupku. Terimakasih, perjalanan.

Bangkit Dari KeterpurukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang