Kebanyakan orang datang untuk bercerita, tutup mata dan telinga, balik arah setelah itu tanpa peduli apa yang kau rasa. Orang yang selalu mencari, tak akan pernah menemukan. Mereka mengejar yang paling sempurna walau ada hati dalam pelukan. Melayang terbang, antah berantah, menyisakkan patah pada bingkisan kenang.
Kau disinggahi saat lelah, kembali beranjak ketika ia mulai bergairah. Bukankah kau berharga dan tak pantas untuk disiasati pulang dan pergi? Bukankah hatimu sebagai rumah yang butuh pengisi bukan sekedar disinggahi?
Sadarlah sekarang, berjuang demi orang yang hanya mencari senang hanya akan membuatmu menderita dalam kurun waktu yang panjang. Kau jauh lebih bermakna dari sapaan sederhana, kantuk kau tahan semalaman tak akan sebanding dengan cerita yang tiada kau disana. Ia hanya bangga dan menepuk dada, kau hanya telinga yang siap menanti ia bercerita, dan kau hanya mata yang mati rasa melihat ia berbahagia.
Lebih tepatnya, hadirmu dianggap pemeran figuran dihatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit Dari Keterpurukan
PoésieBangkit dari masa lalu yang menghantui pikiran, dan kenangan. Fase dimana dari awal saya terpuruk menjadi bahagia seperti sekarang. Semua tergantung masing-masing orang. Ingin bertahan tetapi disakiti atau melepaskan Demi kebahagiannya. Tuhan tidak...