Sebuah usaha untuk melupakan.
Yang dulunya pernah pada akhirnya akan tetap punah. Cerita yang sudah terlukis, dihati kita masing-masing menderu tangis. Malangnya ego lebih kau cintai dari pada aku, pergi kau aminkan, rindu hadir menjelma kutukan.
Mencintai itu tulus, melupakan itu harus. Telah sirna setiap cerita, setetes rasa, segelas air tanpa makna. Maka dari itu, melupakan adalah sebuah keharusan, pergi sebelum membenci, terlepas usai tanpa kita sesali.
Ya, memang begitu akhir dari pertemuan; perpisahan.
Toh, kita yang dulu saling, semakin lama semakin asing. Telah tersepakati pada sidang malam itu, bahwasanya pergi ialah sebaik-baik jalan agar kita tidak membenci.
Ya, kita pergi, sambil mengucap air mata sendiri. Kamu bersandar kepadanya, dan aku bersandar dengan bayanganku sendiri. Sangat tragis bukan, memulai dari awal. Lalu aku menemukan seseorang. Dia membuatku jauh lebih bahagia.
Terimakasih banyak, kamu pantas bahagia. Aku pun sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkit Dari Keterpurukan
PoesieBangkit dari masa lalu yang menghantui pikiran, dan kenangan. Fase dimana dari awal saya terpuruk menjadi bahagia seperti sekarang. Semua tergantung masing-masing orang. Ingin bertahan tetapi disakiti atau melepaskan Demi kebahagiannya. Tuhan tidak...