9. Ngambek?

1.1K 121 0
                                    

Lia melangkahkan kakinya menuju rumah Yeji. Pandangannya tertuju kepada Yeji. Lia bersembuyi dibalik pohon yang tidak jauh darinya. Yeji terlihat marah dan menepis kasar tangan laki laki yang membelakangi Lia.

"Itu siapa?" monolog Lia.

Laki. Yeji menatap tangan dan wajah tampan laki laki dihadapannya.

"Apa lo ga bisa ngasih gue kesempatan?"

"Gue gak bisa, perasaan gak bisa dibohongin, Bin. Percuma aja gue cuman suka sama Yeonjun, lo tau sendirikan?"

"Udahlah lo pulang aja, kubur perasaan lo dalem dalem. Gue ga bisa, lagian kalo di lanjutin percuma aja lo juga yang bakalan sakit hati."

Bagaimana pun rasa sukanya pada Yeonjun lebih besar daripada Soobin. Bagi Yeji, Yeonjun adalah orang yang sangat spesial.

"Banyak cewe yang lebih baik dari gue, gue ga pantes sama cowo yang sebaik lo. Lo harus bisa ngelupain gue, Bin. Gue cuman pengen kita temenan aja, lupain masa lalu kita. Sebelumnya gue minta maaf."

"Ngomong apaan sih? Itu cowo lagi bukannya nengok ke sini biar gue liat mukanya," monolog Lia.

"MAMIH!" Lia melonjak kaget begitu ada yang menepuk pundaknya. Lia menengok, matanya melotot lebar. Lia mundur perlahan.

"Hai, sayang!" sapa Hyunjin dengan senyuman tampannya.

"Ng-Ngapain lo di sini?"

Hyunjin menyilangkan tangannya. "Oh iya, gue lupa ngasih tau lo kalo gue itu sama Yeji...."

"Hyunjin!" panggil Yeji.

Hyunjin dan Lia menengok ke arah Yeji.
"Eh, Yeji sayang."

Lia menatap Hyunjin dan Yeji bergantian. "K-Kalian?"

"Ayo." Yeji menarik tangan Lia menjatuh dari Hyunjin. Hyunjin hanya diam menatap mereka berdua.

"Rencana gue bisa gagal kalo kaya gini," monolog Hyunjin.

Di lain tempat, Wonyoung asik memilih boneka. Wonyoung sudah setengah jam mencari boneka yang benar benar cocok untuk dijadikan kado. Wonyoung mengigit kuku.

"Yang ini bagus."

Wonyoung melirik Guanlin. Guanlin menunjuk boneka beruang pink sambil tersenyum menatap Wonyoung.

"Eh, kak Guanlin." Senyuman Wonyoung mengembang.

"Sendiri aja?"

Wonyoung menangguk. "Kak Guanlin juga sendirian?" Wonyoung celingak celinguk.

"Berdua."

"Sama?" Wonyoung menatap Guanlin.

"Sama lo lah."

Wonyoung tersenyum canggung, rasanya Wonyoung pengen nyeburin diri ke empang Pak Jaehwan sangking senengnya. Dulu Wonyoung satu SMP sama Guanlin. Temen sekelasnya tau kalo Wonyoung ngeidolain Guanlin.

"Lo mau anter gue?"

"Kemana?"

"Cari baju yang pas gitu."

Wonyoung menangguk. "Boleh."

"""

Tok... Tok... Tok...

"Siapa tuh?" tanya Chaeyeon.

"Mana gue tau, gue kan lagi makan." Chaeryeong memasukan satu suap nasi ke dalam mulutnya.

"Buka, gih."

"Kaga baik kalo makan sambil jalan apalagi pundah pindah tempat, nanti gue banyak lakinya lagi."

TEMEN MALAH DEMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang