72. Kertas LJK

453 69 3
                                    

"Mau kemana?" tanya Hyunjin yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Heh pentil kadal, sekarangkan ulangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heh pentil kadal, sekarangkan ulangan."

"Iya gitu?" Hyunjin menggaruk kepalanya. "Eh, sejak kapan kadal ada pentilnya?"

"Sejak lo ngilerin buku catetan gue."

"Namanya juga tidurkan gak tau."

"Mandi sono, bau jigong. Pake sendal sampe keluar dari jalur begitu."

"Mau nungguin gue apa pergi sendiri?"

"Sama Yeonjun."

"Lo masih marah sama Lia?"

"Gue udah janji sama Soobin buat gak kaya dulu lagi dan gue juga udah janji sama Lia gak akan pernah khianatin dia lagi jadi jangan ngajak gue macem-macem."

"Terserah lu, gue masih punya Haruto."

"Jodoh gak akan kemana, kalo lo jodohnya Lia pasti nanti lo bakalan disatuin sama Lia. Udah, gue udah telat." Yeji mengambil tasnya di atas sofa dan keluar dari rumah.

"PAPAH MANA, JI!" teriak Hyunjin.

"JEMPUT BU NAEUN!" teriak Yeji dari teras rumah.

"Bau bau mamah baru nih."

Yeji tersenyum menyambut kedatangan Yeonjun.

"Cie rambut baru," goda Yeonjun.

"Abis diwarnain kemarin, kan mau di kepala sekolahin sama Pak Namjoon. Gimana kalo gue dibotakin kalo rambutnya gak warna item."

Yeonjun memberi isyarat agar Yeji segera naik ke atas motornya.

Mereka mampir ke pasar beli surabi, makanan kesukaan Yeonjun.

"Enak kan?"

Yeji menangguk. "Enak."

"Gue belum pernah beli di sini, terakhir makan itu pas dulu SMP. Inget gak?"

"Ingetlah, yang kita pertama kali ketemu."

Yeji mengacungkan jempolnya. Mulutnya sibuk mengunyah surabi.

"Lo tau ga?"

"Apa?"

"Perasaan gue sama lo gak pernah berubah, apa lo ngerasain yang sama? Gue gak bisa lupain lo, Ji, padahal gue udah berusaha. Lo mau balikan sama gue?"

Uhuk...

Yeonjun membuka segel minuman botol dan memberikannya pada Yeji.

"""

"WOI! SINI LIAT KAMAL DUDUK SAMA SIAPA!" teriak Beomgyu.

Mereka bersepuluh segera bangkit dari tempat masing masing dan menatap daftar peserta ruangan 9.

TEMEN MALAH DEMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang