Sudah lebih dari satu jam Beomgyu dan Lia berada di perpustakaan. Di jam kosong ini mereka mengisinya dengan mengerjakan tugas kelompok bersama.
"Akhirnya selesai juga." Lia menepuk tangan Beomgyu, "lo satu satunya yang temen paling enak ngerjain tugas."
"Emang dulu biasanya sama siapa?"
"Intinya pada ngandelin gue, gue juga pernah sekelompok sekaligus sama trio kembar."
"Yuri, Yena sama Chaewon?"
Lia menangguk. "Dan laki lakinya itu Kamal, kerjaannya Kamal itu ngegodain Yuri tapi pas udah jadian Kamal jadi cuek ga kaya pas sebelum jadian. Gue takut pas nanti jadian sama Yuna begitu."
"Semoga aja engga, itu pasti kelompok Seni kan?"
"Iya, Seni sama Prakarya. Kan itu sekelompok setaun ga genti genti."
"Waktu itu taun kemaren kelompok pas tampil hari Kamis paling bagus satu angkatan kelompok lo kan?"
"Iya, gue bener bener ga nyangka."
"Sekarang lo kenapa ga bareng mereka?"
"Gue ga sedeket itu walaupun satu kelompok, paling pas kerkom doang kalo bareng. Setiap istirahat kan gue sama Yuna, Chaeryeong."
"Bukannya Yuna beda kelas sama lo?"
"Iya, gue bisa kenal dan akrab sama dia pas gue pingsan."
"Bukannya pingsan matanya merem? Masa bisa kenal sama akrab."
"Maksudnya pas udah sadar, lama lama gue timpuk juga. Ga jauh beda ngeselinnya lo kaya Yeji."
Lia menutup mulutnya. "Jangan terlalu deket sama Ryujin, sifat Ryujin mulai ada tuh."
"Sorry."
"Lanjut."
"Apanya?"
"Garukin ketek monyet, ya, ceritanya lah."
"Jadi waktu pas MPLS terakhirkan kegiatan pramuka yang lupa lagi namanya apa, kan gue pingsan kecapean jadi dibawa ke ruang PMR, begitu juga Chaeryeong sama Yuna. Chaeryeong pingsan sampe kesurupan dan Yuna pingsan gara gara ada ulet bulu di bajunya. Disitu gue kenal mereka, waktu MPLS kan kita beda gugus."
"Pas pingsan ada Taehyun ga?"
"Kaga, kesurupannya lumayan lama. Yuna sampe nangis kejer meluk gue gara gara takut sama Chaeryeong, itu setan baru pergi pas pawang Chaeryeong datang."
"Kayanya Taehyun cocok jadi Mbah Dukun."
"Gyu, tadi gue ga sengaja liat foto yang mirip gue di buku lo. Itu siapa?"
"Oh, itu almarhum nyokap gue."
"Nyokap lo meninggal kenapa?"
"Pendarahan waktu ngelahirin gue, gue ngerasa bersalah sampe sekarang, Li. Bokap gue juga nyalain gue sampe ga mau ngurus gue dan pergi ninggalin gue tanpa kabar sampe sekarang, tapi untungnya gue punya tante yang mau ngurus gue."
"Yang sabar, Gyu. Lo ga sendirian."
Beomgyu menatap Lia yang tersenyum hangat layaknya seperti seorang ibu kepada anaknya. Rasanya Beomgyu seperti melihat ibu kandungnya sendiri.
"Orang tua gue juga udah meninggal karena kecelakaan, lo lebih beruntung dari gue karena gue tinggal di panti asuhan. Lo harus selalu semangat, gue sekarang tau kenapa lo agak pendiem dibanding yang lain."
"Lo juga sama."
Lia menggenggam tangan Beomgyu. "Kalo lo kangen sama nyokap lo, lo bisa temuin gue sesuka lo. Anggap aja gue nyokap lo." Lia mengacak rambut Beomgyu, "semoga nanti gue punya anak seganteng lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMEN MALAH DEMEN
FanfictionGimana kalo TXT sama ITZY sekelas dan naruh perasaan satu sama lain? Bisa dibayanginkan? Buat ngedapetin salah satu hati dari ke lima gadis cantik itu engga semudah yang dibayangin, apalagi yang modelnya kaya Ryujin setengah cewe, setengah laki yan...