79. Goodbye

578 78 19
                                    

Yeji menyusut air matanya. "Yeji kangen papah, apa papah gak kangen sama aku?"

Air mata Yeji terus mengalir. "Gak ada yang perduli sama Yeji, pah. Kondisi mamah gak ada perkembangan, kak Hoshi masih ngebenci aku dan Hyunjin gak kaya dulu lagi, Hyunjin sama kak Hoshi berubah. Percuma Yeji punya 3 kakak laki laki tapi gak ada yang perduli dan sayang sama Yeji. Kak Suga sama sekali gak perhatian sama Yeji, dia cuman perduli sama diri sendiri gak sama Yeji. Om juga sibuk sendiri, gak seperhatian papah. Yeji kesepian, Pah."

Yeji melirik pisau di depan TV. Perlahan Yeji menghampiri pisau itu dan meraihnya.

"Mungkin saatnya Yeji nyusul papah." Dengan tangan bergetar Yeji mendekatkan pisau ke pergelangan tangan kirinya.

Seseorang menerobos masuk ke dalam rumah Yeji. Dengan cepat ia merebut pisau dari tangan Yeji dan melemparkan pisau tersebut sembarang arah.

Yeji mendorong Yangyang. "KENAPA LO NGEHALANGIN GUE?" teriak Yeji.

"Ji, sadar. Yang lo lakuin itu salah."

"Pergi, pergi, pergi!" Yeji mendorong dorong tubuh Yangyang yang mencoba menghampiri Yeji. "Pergi."

Yeji menunduk. Air matanya terus mengalir tanpa henti. Yangyang membawa Yeji ke dalam pelukanya.

"Udah jangan nangis, tenangin diri lo."

Yangyang melepaskan pelukannya. Yangyang tersenyum sambil menyeka air mata Yeji.

"Yeji kuat, jangan putus asa."

Yeji memegang sebelah tangan Yangyang. "Jangan tinggalin gue, Yang."

Yangyang menangguk. "Gue gak akan pernah ninggalin lo, gue janji."

"Jadi selama ini lo punya hubungan sama cowo lain?" Yeji dan Yangyang menatap Yeonjun yang berada tak jauh dari mereka.

Yeji melepaskan genggaman tangannya. "Jun, ini gak...."

"Udahlah, emang seharusnya gue gak ngajak balikan lo, harusnya dulu gue milih Lia kalo ujungnya kaya gini. Udah, mendingan kita putus aja, lo sekarang bebas mau sama siapa pun." Yeonjun keluar dari rumah Yeji dengan penuh rasa cemburu.

"Jun!" Yeji memegang kepalanya yang terasa pusing.

Yangyang menahan tubuh Yeji yang tumbang.

Yeji membuka matanya perlahan. Rasanya kepalanya benar benar pusing.

"Percuma kalian itu kakak sama om nya kalo gak bisa jaga Yeji, udah 2 kali aku mergokin Yeji yang nyoba bunuh diri dan om seharusnya bisa jadi pengganti om Jiyong dong."

Hoshi, Suga, Hyunjin, dan Pak Jinyoung hanya bisa diam mendengarkan omelan dari Yangyang, walaupun Yangyang lebih muda tetapi Yangyang berani dan lebih dewasa.

"Kalo kalian gak bisa jaga Yeji yaudah mendingan Yeji aku bawa ke China, bunda sama ayah pasti bakalan biayain semuanya sampe Yeji kuliah. Aku bakalan hubungin ayah sekarang juga dan bilang kalian gak becus, kalo gini jadinya aku, bunda, dan ayah gak akan pernah setuju Yeji ke Indonesia."

...

Yeji masuk ke dalam mobil dengan rasa berat karena harus meninggalkan semuanya termasuk ibunya yang masih di rumah sakit. Keadaanya mulai membaik setelah keempat anak kesayangannya, Suga, Hoshi, Hyunjin dan Yeji menjenguk ke rumah sakit. Yeji terus menangis saat Chaerin mengingatnya dan memeluknya. Yeji benar benar sangat bahagia.

Sekarang Yeji harus kembali ke China menyusul Yangyang yang sudah lebih dulu pulang ke negaranya. Ibunya akan menyusul nanti bersama Suga dan Hoshi yang sebenar lagi lulus.

TEMEN MALAH DEMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang