Yuna terbangun, kepalanya terasa pusing. Mata Yuna melotot lebar begitu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Yuna segera mandi dan mengenakan seragam. Yuna berlari menuju halte bus yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.
"Kebiasaan Soobin maen tinggal kalo gue kesiangan," monolog Yuna.
Tid...
Yuna menengok. "Beomgyu?"
"Buruan naek." Tanpa berfikir panjang Yuna menaiki motor Beomgyu.
Sesampainya di sekolah, Yuna keliatan murung. Padahal mereka gak telat karena pembina upacara, yaitu Pak Taecyeon belum datang.
"Yuna lu kenapa?"
Yuna terdiam. "BEOMGYU!"
"Ap...."
Yuna memeluk erat Beomgyu. Beomgyu gelagapan, semua orang memperhatikan Yuna memeluk Beomgyu sambil menangis di kolidor kelas.
"SEMUANYA CUMAN MIMPI, GUE PIKIR ITU SEMUA BENERAN!"
"Yu-Yuna." Dengan ragu Beomgyu memegang bahu Yuna mencoba melepaskan pelukan Yuna.
"BEOMGYU! GUE BENER BENER KECEWA!" Pelukan Yuna semakin erat.
"Yu-Yuna, kaga enak diliatin sama yang laen." Beomgyu tersenyum canggung melihat semua orang memperhatikan mereka berdua.
Yuna melepaskan pelukannya dan terduduk lemas. Yuna menunduk dan memegang dadanya yang terasa sesak karena sesengukan.
Beomgyu mencoba memegang bahu Yuna. "Yun...."
"BEOMGYU LO HARUS TANGGUNG JAWAB!" teriak Ryujin sambil menunjuk Beomgyu.
Beomgyu mendongak menatap Ryujin yang hanya berjarak dua meter darinya. Di belakang Ryujin ada Soobin, Yeonjun, Taehyun, Kamal, Lia, Yeji, dan Chaeryeong.
"Hah? Yuna hamil? Berapa bulan?" tanya Chaeryeong kaget sambil menatap Ryujin.
"Ya ampun, Yuna." Chaeryeong menghampiri Yuna. "Kenapa lo ga cerita sama gue?" Chaeryeong memengang kedua bahu Yuna.
"EH, LU TEGA YA NAENA YUNA. DASAR...."
"Nge-Ngehamilin Yuna?" tanya Beomgyu gugup memotong perkataan Chaeryeong.
Chaeryeong berdiri dan menatap sebal Beomgyu. "Udah ngehamilin anak orang sok kaga tau, lu kan yang naenain dia masa lu lupa, sih?"
Yuna malah nangis kejer kaya yang kesurupan, untung kaga jadi maung. Kamal yang kepancing emosi langsung nyamperin Beomgyu yang diem gak bisa jawab pertanyaan Chaeryeong. Dia bingung mau ngomong apa, takutnya salah ngomong.
"Eh, lu." Kamal nunjuk Beomgyu. Semua natap kaget Kamal, keliatan dari dari raut wajahnya kurang bersahabat, wajahnya datar. "Kenapa kaga ngajak ngajak?"
Lia, Yeji, dan Ryujin melong, sementara Taehyun dan Yeonjun menghela nafas dan geleng geleng kepala gak habis pikir sama satu anak ini.
"Ehem, maksud dari Ryujin itu tanggung jawab sama Yuna yang nangis bukan karena Yuna hamil," jelas Yeonjun.
"Pinter juga lu, tong. Ternyata lu engga yadong kaya Chaeryeong." Ryujin melirik sebal Chaeryeong yang membuat mereka semua menjadi pusat perhatian.
"Hehehe, kirain."
"Terus lu kenapa?" Kamal jongkok di samping Yuna.
"Mal." Yuna menatap Kamal dengan mata sembabnya. "HUWA!"
"Yuna!" Mereka semua termasuk Yuna menengok ke arah sumber suara.
Entah kenapa ngedenger suara yang manggil namanya, Yuna jadi lupa kalo dia lagi nangis. Aneh emang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMEN MALAH DEMEN
FanfictionGimana kalo TXT sama ITZY sekelas dan naruh perasaan satu sama lain? Bisa dibayanginkan? Buat ngedapetin salah satu hati dari ke lima gadis cantik itu engga semudah yang dibayangin, apalagi yang modelnya kaya Ryujin setengah cewe, setengah laki yan...