You 21: Riddle

1.3K 236 69
                                    

Jennie sedang membaca buku ketika orang disampingnya menyenderkan kepala di bahunya.

"Jisoo..."

Jisoo tertidur.

"Jisoo..." Jennie menekan-nekan pipi Jisoo dengan jari telunjuknya.

"Soo.. bangun."

Lama-lama ia jadi mengelusnya.

"Krrr..."

Yang dielus malah tambah pulas. Gagal usaha Jennie, mau membangunkan Jisoo malah pesonanya yang terbangun, bukan orangnya.

"Manis juga."

Jennie mengamati Jisoo yang sedang tertidur. Matanya yang terpejam, hidungnya, bibirnya.

Bibir yang mengingatkannya pada kejadian sore itu. Sore dimana ia berdebar karenanya.

"Hmm..." Jennie merenung, ia masih menatapi wajah Jisoo.

Jennie memapah punggung Jisoo, mengangkatnya pelan bersama kakinya, menggendongnya ke kamar.

"Loh kok?"

Kamar Jisoo terkunci, Jennie tidak tau kuncinya dimana.

"Yasudahlah ya, salahmu. Suru siapa dikunci."

Jennie melangkah santai ke kamarnya, meletakkan Jisoo di kasurnya.

Setelahnya ia keluar, mematikan seluruh lampu di luar dan kembali ke kamarnya.

***

"Hmmmh..."

Jisoo berguling ke kanan.

"Hmm??"

Ia mendapati wajah Jennie, dan tangan Jennie, memeluk pinggangnya.

"Eeeh??!"

Tunggu, ini terlalu dekat. Nyawa Jisoo masih belum terkumpul, dan sekarang ia harus melihat wajah malaikat Jennie.

Jisoo hendak mundur, tapi tidur Jennie terusik.

"Hmmmh..."

Jennie menarik Jisoo lebih erat, mendekapnya.

Jisoo terdiam. Ia mendongak sedikit, mengamati Jennie tapi sepertinya Jennie masih tertidur.

"Jangan terima siapa-siapa... Aku tidak suka."

"Nde?" Jisoo bingung mendengar igauan Jennie.

Setelahnya Jennie mendengkur halus. Perlahan, Jisoo bergerak, berbalik ke kiri, melepaskan diri dari lingkaran tangan Jennie dan menggantikan dirinya dengan guling.

***

"Jisoo, rumahmu dimana?"

Chaeyoung menyamakan langkahnya dengan Jisoo, mencoba mengajaknya bicara seperti biasa setiap jam istirahat tiba.

"Hmm... Tidak searah dengan rumahmu, Chaeyoung."

Elak Jisoo. Dia tidak bisa menjelaskan ia serumah dengan Jennie.

"Bisa searah loh."

Balas Chaeyoung.

"Hmm?" Jisoo bingung.

"Kalau kita membangun rumah tangga bersama nanti rumahnya searah."

Setelahnya Chaeyoung tertawa, renyah.

"Kau ini bisa saja." Jisoo ikut tertawa mendengarnya.

Mereka melanjutkan jalannya di koridor, tapi Jisoo merasa tatapan anak-anak lain mengintimidasinya saat ia berjalan bersama Chaeyoung.

Tidak hanya bersama Chaeyoung, mau ia berjalan sendirian atau bersama siapapun, ia selalu merasa anak-anak lain menatapnya tajam.

"Kenapa?"

Chaeyoung seperti bisa merasakan kerisauan Jisoo.

"Tidak apa-apa." Jisoo tersenyum tipis.

Mengamati sekitar, Chaeyoung kembali menatap Jisoo.

"Sudah, abaikan saja. Kajja."

Chaeyoung menaikkan hoodie jaket Jisoo dan menutupi kepala Jisoo hingga matanya tertutup hoodie.

"Ah, chaeyoung-ah!"

Jisoo tertawa saat Chaeyoung memeluk kepalanya yang masih tertutup hoodie dan mengajaknya berlari.

"Kau tau kalau tadi aku jatuh bagaimana?" Jisoo meninju lengan Chaeyoung pelan.

Mereka tiba di perpustakaan. Chaeyoung mengajak Jisoo ke meja di sisi tepi gedung yang ada jendela.

"Kalau kau jatuh? Ya tinggal kutangkap saja."

Jawabnya, santai.

"Lagian, kau takut tapi percaya padaku, kan?" Chaeyoung tersenyum.

Jisoo memanyunkan bibirnya.

"Benar juga. Kenapa ya aku percaya padamu?"

"Mungkin karena-"

"Disini kau rupanya."

Suara Lisa mendominasi Chaeyoung dari belakang. Chaeyoung menoleh.

"Hai." Lisa tersenyum pada Jisoo sekilas, kemudian ia kembali menatap Chaeyoung.

"Kau lupa ada yang belum kau kerjakan?"

"Apa?" Chaeyoung menatap Lisa dengan heran.

"Piket kelas." Jawabnya.

"Itu bisa nanti kan sepulang sekolah."

Chaeyoung meratap, menolak perintah Lisa sang ketua kelas di kelas mereka.

"Tidak. Kerjakan SE-KA-RA-NG!"

Tegas Lisa. Chaeyoung mau tak mau menurut dibuatnya.

"Aku piket dulu ya. Nanti si nenek sihir marah."

Ia berbisik pada Jisoo sebelum pergi mengekori Lisa. Ia mengejek Lisa, menjitakinya dari belakang.

Lisa berbalik, menjitaki Chaeyoung betulan dan menyeretnya ke kelas.

"Hmm..."

Seseorang menatapi Jisoo dari kejauhan. Berpikir apa ia harus ke tempatnya sekarang atau tidak.

***
















YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang