You 73: Chirp In The Morning

810 121 15
                                    

"Memang kabur dini hari itu merupakan ide terbaik."

Jennie masih tengkurap, menikmati tangan Jisoo yang sedang memijat punggungnya.

"Kenapa kau bisa punya ide seperti itu?" 

Jisoo memajukan badannya, sedikit berbisik di telinga Jennie.

"Karena udara dingin, suasana sepi, tidak ada orang lewat, dan sudah waktunya tidur. Mata-mata kiriman Krystal pun tidak berjaga lagi kan." 

"Itu karena mereka pikir aku sudah tidur!"

"Hahaha ya bagus kan, jadi aku bisa menjemputmu saat mereka sudah pergi!"

Jennie memang datang menjemput Jisoo tadi di rumahnya setelah ia mengintai mata-mata Krystal yang pergi meninggalkan sekitar rumah Krystsal.

"Mereka kan juga butuh waktu istirahat."

"Kau kira kau tidak butuh istirahat? Memantau mereka seharian!" 

Jisoo mengencangkan pijatannya di punggung Jennie.

"Ah! Sakit. Hei, kalau aku istirahat, aku tidak bisa membawamu kabur kesini. Kau tidak akan ada disini, di kamarku, di Daegu, diatasku sekarang."

Jelas Jennie.

Jisoo hanya tersenyum malu-malu mendengarnya.

Jennie menoleh ke belakang.

"Kau tidak usah pulang ya."

Jisoo menjitak kepala Jennie.

"Kau mau kita ketahuan? Bersabarlah sedikit lagi. Aku akan menyusulmu."

"Tapi aku merindukan..."

Jennie menggantung kalimatnya.

"Apa?"

"Ini." 

Ia menyentuh bibir Jisoo.

Jennie menyeringai. 

"Tidak. Tidak ada. Malam ini kita hanya akan tidur dan berbincang saja."

"Yah..." 

Jennie kecewa.

"Hei, kalau ngomong yang benar. Mana bisa tidur sambil berbincang. Kau mau tidur atau berbincang?"

Jisoo mencubit pinggang Jennie.

"Ah, sakit!"

"Mau kemana?"

Jennie berbalik menghadap Jisoo yang turun dari punggungnya dan masuk ke dalam selimut, membelakangi Jennie.

"Tidur!"

Jisoo sengaja membuat Jennie kesal, ia menahan tawanya dari dalam selimut.

"Besok pagi kau dijemput Krystal di stasiun kan?"

"Krystal?" 

Jisoo menaikkan alisnya mendengar nama itu. Ia menyibakkan selimutnya.

"Eh.. eh, maksudku Irene."

"Ada apa kau menyebut-nyebut nama Krystal? Kau mau bertemu lagi dengannya? Iya?"

"Tidak, bukan begitu." 

Jennie kesulitan, ia bingung menjelaskannya pada Jisoo.

"Bilang saja kau senang selama dimanja olehnya di Daegu!"

Jisoo kesal. 

Jennie tersenyum. Ide jahilnya muncul.

"Jadi, kau cemburu nih?"

Jennie menoel-noel punggung Jisoo yang sekarang masuk lagi ke dalam selimut dan menutupi kepalanya.

"Jangan pegang-pegang! Jaga jarak!"

Bentak Jisoo.

"Jaga jarak? Seperti ini?"

Jennie mendekap Jisoo dengan erat, tidak perduli Jisoo menghujaninya dengan omelan-omelan segar.

"Lepas. Ih, pergi saja sana dengan Krystal!"

Jisoo berusaha melepaskan pelukan Jennie.

"Benar? Aku pergi ya dengan Krystal." Jennie tertawa.

Jisoo duduk, ia menyibak selimutnya dan menatap Jennie dengan deathglare.

"Apa kau bilang?" 

"O-ow."

"Apa? Ulang! Ulang sekarang! Ulang!"

Jisoo memukuli Jennie dengan bantal.

Beberapa saat kemudian Jennie berhasil menenangkan Jisoonya dan membuat Jisoo tidur dalam dekapannya.

***

"Jaga dirimu."

Jennie mencium kening Jisoo sebelum berpisah dengannya di stasiun.

Ia melihat Irene yang sudah tiba disana menggandeng tangan Jisoo.

"Hah... menyedihkan sekali harus rela melihat kekasihmu digandeng oranglain seperti ini. Apa ada yang sama denganku? Aigoo."

Jennie mengusap matanya yang panas karena api cemburu.

Jisoo harus kembali ke Seoul pagi ini juga walau ini hari Minggu. Mereka tetap ingin mengecoh mata-mata Krystal tanpa ketahuan.

***



YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang