"Jelas-jelas ini karena ulah anakmu kan? Pokoknya aku tidak mau tahu! Penjarakan!"
Appa Chaeyoung membentak Cha Seung-Won. Teman lamanya yang dibentak itu hanya bisa menghela napas.
"Tapi kan anakku masih dibawah umur. Kau sendiri pasti akan membela Chaeyoung kalau dia jadi pelakunya."
Cha Seung-Won tentu saja membela Krystal.
"Anakmu itu keji. Kau gagal jadi ayah."
Appa Chaeyoung menunjuk Cha Seung-Won.
Kalimatnya membuat Cha Seung-Won sangat merasa sedih. Air mukanya berubah seketika.
"Begini jadinya kalau kau gagal mendidik anak. Perbuatannya mencoreng mukamu."
Cha Seung-Won diam. Ia sedikit tersentak, menutup mulutnya.
"Kudengar, seharusnya bukan Chaeyoung yang tertusuk. Salah anakmu juga kenapa maju."
Cha Seung-Won membalas ucapan Appa Chaeyoung yang membuatnya sakit hati itu.
"Siapa? Siapa yang seharusnya tertusuk?"
Appa Chaeyoung menatap Cha Seung-Won dengan tatapan tajam.
"Pacar putrimu yang bernama Jisoo."
Cha Seung-Won tersenyum licik.
"Pokoknya aku tidak mau tahu. Krystal pelakunya. Dia harus menerima hukuman yang setimpal. Atau kututup sekolahan ini."
Appa Chaeyoung menatap Cha Seung-Won dengan tajam, ia menunjuk-nunjuk meja kerja Cha Seung-Won dengan aura mengintimidasi dan setelahnya berjalan keluar.
"Ha Jung Woo sialan kau!"
Cha Seung-Won melempar gelas di mejanya, menghempasnya hingga mengenai pintu yang sudah tertutup itu.
***
Tap. Tap. Tap.
Suara langkah kaki tengah malam di lorong rumah sakit itu terdengar jelas.
Ha Jung Woo memasuki ruangan putri semata wayangnya.
"Mwo?"
Ia berhenti di depan pintu, memicingkan matanya ketika melihat seseorang tertidur di samping putrinya sambil menggenggam tangan putrinya pula.
Ia melangkah masuk.
Chaeyoung terkejut ketika melihat Appa nya berjalan masuk ke dalam. Wajah Appa nya tertekuk dan kerutan di keningnya bertambah.
"Appa. Jangan ganggu dia. Dia baru saja tertidur."
Tentu saja Ha Jung Woo tidak bisa mendengar Chaeyoung yang masih tak kasat mata.
Ha Jung Woo memperhatikan Chaeyoung lalu beralih melihat gadis yang tidak dikenalinya itu.
"Hei. Bangun."
Ia menepuk-nepuk bahu anak itu dengan pelan.
Jisoo bangun dengan terkejut.
"Siapa kau?"
Ha Jung Woo menatap Jisoo dengan tatapan tajam.
Jisoo terlalu terkejut untuk menjawab, Ha Jung Woo membuat suasana mencekam.
"Jangan bilang kau Jisoo?"
Terkanya, tepat sasaran.
Jisoo mengangguk pelan.
"Ah, kebetulan. Nak, aku ingin bicara sebentar."
Ha Jung Woo mendekat. Ia tersenyum menatap Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.