"Chaeyoung..."
Lisa berusaha memanggil tunangan palsunya yang sedang anteng duduk sambil menggambar di mejanya. Tapi Chaeyoung tidak menjawab, sibuk dengan kegiatannya sendiri dan mengabaikan Lisa.
"Chaeyoung, kau harus menemaniku makan malam hari ini. Orangtuaku mengundang."
Sontak Chaeyoung terperanjat dan menghadap Lisa, tarikan garisnya merusak sketsanya.
"Mwo?! Kok tidak bilang?"
"Ini aku lagi bilang."
Lisa mendengus kesal. Ia melipat lengan seragamnya.
"Aku tidak bisa."
Chaeyoung membalik lembar buku sketsanya.
"Waeyo?"
Lisa mengerutkan keningnya.
"Jisoo mengundangku juga, dia minta ditemani. Malam ini Appa-nya pergi keluar kota dan Jennie harus membantu menyiapkan barang-barang untuk kegiatan bakti sosial di yayasan dekat rumahnya. Mungkin dia pulang tengah malam atau subuh."
"Kan ada Irene? Kenapa Jisoo tidak tidur bersama Irene saja atau tidur di rumah Irene?"
Lisa hanya berusaha memberi saran tapi ia mendapat tatapan tajam dari Chaeyoung.
"Kau kenapa sih?"
Lisa heran melihat sikap Chaeyoung.
"Pokoknya aku tidak bisa!"
Chaeyoung berdiri dari duduknya.
"Orangtuaku bagaimana?"
Lisa menahan lengan Chaeyoung yang ingin pergi.
"Pikirkan pendapat mereka kalau kau tidak datang."
Chaeyoung menghempas tangan Lisa.
"Kau tidak memikirkan Jisoo sendirian?"
Ia masih menatap Lisa.
"Tapi kau ini tunanganku!"
Lisa menghempas buku-buku di hadapannya hingga jatuh ke lantai.
"Kau ini kok egois sekali? Aku tidak mau ya tidak mau! Dan apa-apaan saranmu itu? Jisoo tidur dengan Irene? Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya!"
Lisa terkejut dengan bentakan Chaeyoung. Ia terdiam.
"Maaf. Aku hanya memberi saran. Aku tidak bermaksud...membuatmu... Maaf Chaeyoung."
Lisa tidak kuat melanjutkan kata-katanya, matanya memerah, buliran air mata sudah menggunung di pelupuk matanya. Ia mengendalikan napasnya. Ia baru sadar ia tidak sepenting itu bagi Chaeyoung.
Chaeyoung menghela napasnya sejenak.
"Maaf. Nanti aku akan datang."
Ia mengelus kepala Lisa, merasa bersalah.
"Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu."
Chaeyoung maju selangkah, memeluk kepala lisa yang masih duduk di kursinya. Lisa memeluk pinggang Chaeyoung dengan amat erat.
***
Suasana malam itu sangat tenang, Lisa duduk disamping Chaeyoung. Mereka berhadapan dengan orangtua Lisa yang asik bersenda gurau daritadi.
"Kami senang kau datang."
Wajah Eomma Lisa berseri-seri menatap Chaeyoung, senyuman tak kunjung pudar dari wajahnya.
"Iya, walau sendirian."
Sambung Appa Lisa yang sekarang sedang menusukkan garpu dan mengiris daging sapi di piring itu dengan pisau.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.