Ngetik part ini sambil dengerin lagu wherever you are nya one ok rock bikin gue ngerasa sedih dan bayangin chaeyoung beneran... my lovely bias... Eh... Pas ngetik bagian Lisa, "sebenarnya aku pernah suka Jennie", gue typo jadi ngetik "sebenarnya aku pernah suka Kennie" wkwk Bahagia donk gue cuma gara-gara typo doank... Lisaku, my bias.. love me too wkwk Happy New Year to you all... Have a good year!
***
Ini rahasia antara Jennie dan aku, yang tidak diketahui Lisa.
Aku menyukainya.
Ya. Aku menyukai Lisa.
"Jennie, apa kau pernah menyukai seseorang?"
Tanyaku pada Jennie.
"Kenapa kau bertanya begitu, Chaeyoung?"
Jennie tersenyum sambil mengikat tali sepatunya.
"Hanya ingin tahu saja."
Sebenarnya itu hanya pertanyaan awal sebelum aku menceritakan isi hatiku dan meminta pendapatmu, Jennie. Aku belum pernah menyatakan perasaanku pada seseorang sebelumnya.
"Jangan bilang kau menyukaiku."
Jennie tertawa jahil seperti biasa, dia berdiri dan kembali berjalan menuju gedung olahraga.
"Tentu saja tidak. Mana mungkin."
Aku tertawa meledeknya, masih berjalan disampingnya.
"Aku menyukai Lisa."
Jennie menjawab dengan wajah seriusnya, dan satu kalimat itu cukup untuk membuatku terdiam.
"Kenapa? Jangan-jangan... Kau juga?"
Tebaknya, tepat sasaran. Mungkin waktu itu Jennie melihat wajah terkejutku, yang seharusnya kusembunyikan saja.
Aku tidak bisa berbohong lagi. Jelas-jelas aku tertangkap basah.
"Tolong jangan bilang pada Lisa kalau aku menyukainya."
Ujarnya saat itu.
"Kau, majulah. Katakan."
Jennie menepuk bahuku.
Yang kemudian ingin kucoba utarakan pada Lisa.
"Kau pernah suka seseorang?"
Tanyaku ketika sedang berdua saja dengan Lisa. Dia terdiam beberapa saat, tampak berpikir. Aku masih mengamati wajahnya yang selalu kudamba, yang selalu membuatku jatuh hati ini.
"Sebenarnya dulu aku pernah suka Jennie. Tapi diam-diam saja ya, awas kalau sampai kau bocorkan, Chaeyoung. Aku akan memenggal kepalamu!"
Sebenarnya, kau tidak perlu memenggal kepalaku, Lisa. Karena kau sudah memenggal hatiku dan cintaku dari tempatnya hingga jatuh berguguran. Hancur mendengar pengakuanmu. Baiklah, aku akan pura-pura tenang.
"Kenapa tidak bilang pada Jennie?"
Dia diam saja. Tidak mau cerita padaku ya? Sebegitu sayangnya pada Jennie?
Baiklah, sebaiknya aku menahan diriku. Jennie menyukai Lisa, dan Lisa menyukainya. Sungguh sempurna. Aku hanya pengganggu jika aku mengungkapkan perasaanku. Aku akan mengacaukan segalanya.
Hingga sosok itu datang. Kim Jisoo. Yang merubah segalanya dalam hidupku, menarikku ke dalam sejuta pesonanya begitu saja. Membuatku melupakan rasa sakit yang kutahan sendiri.
***
setaaan... gue kaget lagi ngetik segini tiba-tiba denger bunyi petasan kenceng banget... tetangga anying. Oke, next, Jennie POV.
***
"Jennie, apa kau pernah menyukai seseorang?"
Tanya Chaeyoung yang sedang berdiri disampingku.
"Kenapa kau bertanya begitu, Chaeyoung?"
Aku masih membetulkan simpul tali sepatuku.
"Hanya ingin tahu saja."
Jawabnya. Tidak mungkin, pasti ada sesuatu.
"Jangan bilang kau menyukaiku."
Pancingku, sambil tertawa.
"Tentu saja tidak. Mana mungkin."
Lalu? Hmm... Baiklah. Aku akan menjawabnya lebih dulu dan melihat responnya.
"Aku menyukai Lisa."
Chaeyoung membelalakkan matanya, wajahnya berubah serius, seperti terkejut. Seharusnya ia segera merespon, kenapa malah terkejut seperti ini?
"Kenapa? Jangan-jangan... Kau juga?"
Chaeyoung hanya diam. Ya, sudah sewajarnya dia suka pada Lisa. Sama sepertiku yang akhirnya jatuh hati karena sikapnya.
"Tolong jangan bilang pada Lisa kalau aku menyukainya."
Sebaiknya hal ini tidak perlu menjadi masalah. Aku tidak ingin pertemanan ini terganggu hanya karena perasaanku. Sudah cukup Krystal mengacaukan semuanya diantara dia, aku, dan Lisa. Sikapnya yang egois itu membuatku jengah. Dia bersikap seakan-akan tidak ada Lisa diantara kami, gadis yang sangat kupuja dan kusayangi. Ditambah kabar pernikahan ayahnya dengan ibuku. Cih, dasar perebut istri orang. Sungguh ayah dan anak yang membuatku jengah. Hanya Lisa dan Chaeyoung yang tahu semua masalahku. Tapi perhatian Lisa belakangan ini lebih tertuju pada Chaeyoung. Dari caranya memperlakukan Chaeyoung, aku tahu bahwa Lisa menyukainya, tidak hanya menyayanginya sebagai teman tapi lebih dari itu.
"Kau, majulah. Katakan."
Aku menepuk bahu Chaeyoung, memberinya dukungan. Biarlah, Lisa lebih baik bersama orang sebaik Chaeyoung daripada bersamaku. Dua orang yang kusayang dapat bersama, indah bukan? Semoga aku dapat ikhlas dengan memilih untuk menyembunyikan perasaan ini.
***
Part ini sengaja dibuat sama cuma beda sudut pandang. Karena yang dibutuhin disini sudut pandang yang mempengaruhi keputusan yang diambil masing-masing tokoh.
Thankyou buat yang udah baca sampai sini. Gimana sih rasanya baca cerita ini? Kasih kesan terakhir kalian sebelum 2019 berakhir. Thank's!
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.