You 85: Their Past (General Scene)

843 88 46
                                    

Alur akan berpindah ke masa lalu, tepatnya ribuan tahun silam. Gender, usia, hubungan antar tokoh di alur ini akan berubah sesuai dengan yang terjadi di masa lampau.

***

"Wangseja Jisoo-nim."

Irene mengangkat gaun biru bermotif bunga sambil berlari kecil di belakang Jisoo.

"Waeyo? Kenapa mengganti panggilan untuk kakakmu seperti itu hah? Kau mau dihukum?"

Putera mahkota Kerajaan Goguryeo itu menoleh pada adiknya yang manis itu.

"Jahat sekali sih Orabeoni! (kakak laki-laki)" 

Irene meninju lengan kakaknya, Jisoo, sang putra mahkota kerajaan.

"Kau mau kemana malam-malam begini?"

Jisoo mencurigai adiknya.

"Ah, seperti biasa. Kau juga kan? Mau kesana kan? Mengaku saja!"

"Maksudmu? Apa maksudmu?"

Jisoo pura-pura tidak paham dengan ucapan adiknya, padahal mereka saling memegang rahasia satu sama lain.

"Bertemu selirmu! Chaeyoung!"

 "Hei!" 

Jisoo menarik tangan Irene, hendak menutup mulutnya karena berteriak sedikit keras.

"Kau harus berhenti menjalin hubungan dengan pria itu. Aku merasa dia sedikit tidak benar."

Nasehat Jisoo pada Irene.

"Diam dan temui saja selirmu itu sebelum dibawa lari raja lain!"

Setelahnya Irene berlari melalui jalur rahasia yang hanya Jisoo dan dirinya yang tahu.

Kabur dari istana pada malam hari demi menemui kekasihnya di luar sana.

***

"Bunuh, jangan. Bunuh, jangan."

Seulgi sedang melempar batu-batu kecil di tangannya ke sungai di depannya. Sampai sebuah suara lembut memanggilnya.

"Hei, Seonggol (sistem kasta; mereka yang terkait langsung dengan keluarga kerajaan)Tampan. Sudah lama menunggu?"

"Sampai pagi pun aku akan terus berada disini hanya untuk menantimu."

Seulgi menjatuhkan semua batunya ke sungai dan menggenggam kedua tangan Irene sambil menatapnya dibawah pijar bulan purnama malam ini.

"Cuci tangan dulu ih, kotor! Dasar jorok!" 

Irene menepuk tangan Seulgi yang bekas memegang batu itu.

***

"Kan sudah kubilang jangan menemuinya terus. Dia itu hanya menduakanmu saja."

"Tapi aku mencintainya."

Chaeyoung membantah ucapan Lisa.

"Kau membantahku? Kau tau aku ini siapa?"

Lisa menatap Chaeyoung dengan tatapan tajam.

Chaeyoung enggan menjawab. Ia menatap Lisa dengan jengah.

"Wang. (raja)"

"Makanya, dengarkanlah aku, ya. Lupakanlah Wangseja Jisoo-mu itu."

Lisa menatap Chaeyoung dengan penuh kasih sayang dan mengusap kepalanya dengan lembut, walaupun ia tahu Chaeyoung baru saja pulang setelah memuaskan hasrat Jisoo, saingannya.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang