You 24: Castiel

1.3K 243 118
                                    

Chaeyoung sudah selesai memutari rutenya, walau dia yang membagi rute, nyatanya ia mengelilingi satu sekolahan untuk menemukan Jisoo.

"Aku tidak berhasil menemukannya."

Lapor Lisa pada Chaeyoung. Suaranya terdengar ngos-ngosan, dapat Chaeyoung tebak gadis itu baru berhenti berlari.

"Sepertinya kita perlu berkumpul dulu. Cari Irene dan Jennie, temui aku di belakang gedung sekolah. Dan kau, sebaiknya minum dulu!"

Chaeyoung mematikan teleponnya. Ia bergegas menuju titik kumpul.

***

"Hah sial, dimana dia membawa Jisoo?"

Irene berjalan jauh, sampai membawa kakinya memutari gedung olahraga.

"Jisoo-ya!"

Irene mencari sambil memanggil-manggil nama Jisoo, walau kecil kemungkinan untuk disahuti karena nyatanya tidak ada orang lagi di sekolahan.

"Jisoo-ya! Ah, sial aku mau pipis. Rasanya daritadi aku tidak minum, dan kerjaanku hanya berteriak, kenapa malah ingin pipis sih!"

Irene menggerutu, ia mengelilingi gedung, berjalan keluar.

"Ah, aku malas sekali kembali ke gedung sekolah. Tapi, toilet disini katanya horror. Aku kudu eotteoke?"

Irene meneguk ludahnya membayangkan toilet gelap penuh jaring spiderman (sarang laba-laba) di langit-langitnya, ditambah kecoa, tikus, kadal, labi-labi, kodok-

"Ah, aniya!"

Irene menggelengkan kepalanya kuat-kuat, mengabaikan khayalannya.

"Haaah, bodo amat lah aku sudah kebelet."

Ia berlari menuju toilet.

"Kreeeek"

Irene melangkah ke dalam toilet itu. Irene membuka pintunya sedikit, menonjolkan kepalanya, mengintip suasana di dalam.

"Heh? Bersih kok."

Ia melangkah masuk.

Ralat.

Segera berlari masuk ke bilik kosong terdekat dan menuntaskan hasratnya.

"Huu huuu uu."

Baru saja keluar dua detik air pipisnya, Irene mendengar suara tangisan.

"Heh??"

Irene menajamkan telinganya.

Suara itu semakin jelas.

"Eomma..." Irene meringis, mem-pause kencingnya dan bersiap berlari seribu langkah.

"Ada orang?? Tunggu! Ada orang diluar sana?!!"

Suara tangisan itu bersuara.

"Loh?"

Irene hening sejenak. Ia sangat mengenali pemilik suara itu.

"Jisoo?!!"

Irene terkejut, ia bergegas keluar.

"Tolong bukakan pintunya."

Sahut Jisoo dari dalam.

Irene melihat pintu itu diganjal sapu, tong sampah, dan ember dari luar. Segera ia mengenyahkan semua ganjalan pintu itu.

"Masih terkunci. Jisoo, mundur, sayang. Ini harus kudobrak!"

Jelas Irene sambil modus.

"Baiklah."

Sahut Jisoo dari dalam.

Irene mundur, bersiap-siap, menendang kenop pintu itu keras-keras.

"Braaakkk!"

Pintu itu tidak terbuka.

"Aish, jinjja."

Ia memegang kenop pintu sambil mendobraknya.

Masih tidak terbuka.

"Ck! Kau mau mati ha pintu sialan?!! Jangan bikin aku malu!" Bentaknya.

Membuat Jisoo tertawa dari dalam.

"Jisoo, tunggu ya. Pintu sialan ini harus diberi pelajaran."

"...iya."

"Matematika mungkin? Biar dia langsung lepas dari engselnya?"

Gurau Irene, masih sambil mendobrak pintunya.

"Boleh saja kalau itu bisa mengeluarkanku dari sini." Jawab Jisoo, meladeni Irene.

"Ah, tidak. Kalau matematika, malah otakku yang lepas dari engselnya."

Irene masih mendobraknya kuat-kuat.

"Tidak mungkin." Jisoo tertawa kecil di dalam sana.

"Iya tidak mungkin otakku lepas dari engselnya, hatiku yang lepas dari engselnya setiap melihatmu."

Batin Irene.

"Braaak!"

"Hah!" Irene lega. Ia berhasil merusak pintu itu.

"Tenang, ya, kau selamat sekarang."

Ia masuk ke dalam, membantu Jisoo yang ternyata sedang duduk daritadi di lantai.

"Bisa berdiri?"

Irene mendekat.

"Bisa."

Jisoo meringis kecil, menahan sakit di sekujur tubuhnya. Sebenarnya kakinya sakit sekali.

"Hei, kau berat sekali. Gendutan?"

Ledek Irene.

"Sekurus ini?" Jisoo memanyunkan bibirnya.

"Ayo cepat. Kita sudah ditunggu."

Lanjut Irene sambil memapah Jisoo.

"Sama siapa?" Tanya Jisoo.

"Penghulu."

Jisoo mendengus, lalu tertawa kecil.

"Hei, kok malah tertawa. Kau tau Ibuku?"

Lanjut Irene.

"Tidak, kenapa?"

Mereka sudah tiba di luar pintu toilet.

"Calon mertuamu."

"Yak! Dasar gombal!"

Jisoo tidak bisa tidak tertawa melihat tingkah Irene.

"Chakkaman! Aku kencing dulu!"

Irene kembali ke bilik tidak terpakai dan melanjutkan keinginannya yang tertunda, sebelum ia mengajak Jisoo pergi dari sana.

***

Hai, readerssss...

Selamat Natal bagi yang merayakan yaa...

Akhirnya Jisoo ada yang nolong juga.

Irene itu Castiel, malaikat yang menghibur manusia yang sedang sedih. Hehehe

Jadi, kalau kalian lagi sedih dan ada orang yang menghibur kalian, mungkin dia itu jelmaan Castiel.

Tapi kalau ada yang bikin kalian sedih, positif aja. Mungkin dia jelmaan malaikat lain: lucifer wkwkwk

Tau gak lucifer kalo lagi ngelawak jadi apa?

Lucufer :-D

Have a nice day and happy holiday! :-)

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang