Lisa menatapku dengan tatapan tajam. Lidahku kelu, udara dingin dini hari ini membuatku semakin beku. Sejak kapan dia disini? Apa dia mengikutiku? Lisa masih berdiri sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Tak lama kemudian ia menyeberangi jalan, mendekat kearahku.
"Kau bilang mau pulang, ternyata kau berjam-jam di dalam rumah ini?"
Kalimatnya menusuk.
"Aku sudah curiga melihat gelagatmu. Ternyata benar. Kau malah disini bersama Jisoo."
Lisa menekan-nekan bahuku dengan jari telunjuknya.
"Bagus sekali, Chaeyoung. Aku memang pengganggu."
Lisa menolehkan wajahnya, matanya sudah merah.
"Lisa, ini tidak seperti-"
"Apa?!" Lisa membentakku. Sorot matanya terluka.
"Aku bisa jelaskan." Aku menahan tangannya.
"Kau seharusnya bersama Jisoo saja! Kenapa kau malah memintaku? Minta saja Jisoo yang menjadi tunanganmu!"
Lisa menghempas tanganku.
"Dengarkan dulu!"
"Berhenti bersikap baik dan manis kepadaku!"
"Kau ini kenapa?!"
"Aku tidak akan begini kalau aku tidak mencintaimu, Chaeyoung!"
"...dengan sangat."
Air matanya jatuh setelah mengatakan itu.
"Lisa!"
Lisa tidak berhenti, ia tidak menoleh. Terus berjalan meninggalkanku. Ia masuk ke mobilnya dan pergi begitu saja.
Ah sial, kenapa jadi rumit begini.
***
Pak Guru Gong Yoo memasuki ruang kelas.
"Selamat pagi murid-murid madesu!"
"Ih guru kok gitu."
"Apa-apaan dia."
Cibir beberapa siswa.
"Madesu. Masa depan sukses. Makanya jangan negative thinking."
Candaannya sama sekali tidak membuat mood-ku membaik. Pak guru mulai menjelaskan pelajaran tapi apa yang dijelaskannya di depan sana sama sekali tidak bisa kumengerti bahkan sampai ia selesai menjelaskan. Pikiranku melayang pada perkataan Lisa semalam. Pagi ini bahkan dia tidak mau menemuiku.
"Hari ini Lisa tidak masuk. Ada yang mau mengantarkan catatan ke rumahnya?"
"Aku." Aku dan Jennie menjawab bersamaan.
Aku menoleh kearahnya, dia juga refleks menoleh kearahku.
"Aku saja." Ujarku.
"Tidak, biar aku saja." Jennie mengeras.
"Sebaiknya kalian berdua saja. Sudah ya. Selamat siang."
Sela Pak Guru sebelum ia beranjak meninggalkan kelas.
"Kau ini kenapa?"
"Kau yang kenapa." Jennie menatapku dengan sinis.
"Sudah kuperingatkan tapi kau malah seenakmu sendiri. Sekarang lihat kau menyakiti Lisa."
"Apa maksudmu?"
"Lisa sudah menceritakan padaku semuanya. Awas saja kalau sampai masalah ini menyeret Jisoo. Tidak akan kubiarkan lagi kau mendekati Jisoo-ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Fiksi PenggemarYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.