"Sudah lama ya tidak lewat jalan ini."
Chaeyoung mengamati kiri-kanannya. Pohon-pohon disepanjang kiri-kanan jalan, trotoar yang bersih, kendaraan yang berlalu lalang, beberapa pengguna sepeda dan pejalan kaki di sekitar mereka, serta angin segar sore ini.
"Iya."
"Iya aja nih?"
Chaeyoung tersenyum kecil sambil melirik Jisoo yang berjalan disamping kanannya.
Lisa memperhatikan itu.
"Jadi?"
Jisoo mendengus kecil, ia tersenyum namun tetap menatap lurus ke depan.
"Lupakan."
Chaeyoung menyenggol tangan Jisoo, sedangkan tangan kirinya masih digenggam Lisa yang berjalan disebelah kirinya.
Diapit dua orang yang memiliki tempat khusus dihatinya, kurang sempurna apa hari ini untuknya?
"Maaf ya kalian jadi repot karena Jennie pulang bersama Irene."
"Ah enggaaaaaaa."
Chaeyoung menyangkal Jisoo. Dia senang. Amat sangat senang sekali bisa mengantar Jisoo pulang ke rumah.
"Padahal harusnya kalian pulang saja. Maaf ya Lisa."
"Jangan sungkan. Aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendirian, Jisoo."
"Apalagi bersama Chaeyoung."
Lanjut Lisa dalam hati.
"Gomawoyo."
"Nado."
Jawab Chaeyoung sambil tersenyum menatap Jisoo. Lupa akan keberadaan tunangan di sebelah kirinya.
"Chaeyoung! Nanti aku mau coba es krim disitu!"
Lisa menarik lengan Chaeyoung dan menunjuk toko di pinggir jalan yang sedang mereka lewati.
"Hmm? Iya. Baiklah. Kapan? Sekarang?"
Tawar Chaeyoung.
"Nanti saja berdua denganmu."
Lisa tersenyum manis.
"Kau ini.."
Chaeyoung menepuk-nepuk kepala Lisa.
"Nanti gendut."
Lalu Chaeyoung menarik pipi Lisa.
"Jadi kau tidak suka kalau aku gendut hah?!"
Lisa mencubit pelan perut Chaeyoung.
"Bukan begitu."
Chaeyoung tertawa geli. Tiba-tiba ia menarik Jisoo cukup kuat sampai Jisoo bergeser ke dalam dekapannya.
"Hati-hati kalau jalan."
Chaeyoung menatap Jisoo lurus-lurus. Rangkulan tangan Lisa ia lepas dengan cepat, dan ia menarik Jisoo tepat ketika Jisoo hampir tersenggol sepeda orang yang lewat disampingnya.
"Go..go..gomawoyo."
Jisoo yang berada dalam dekapan Chaeyoung mundur selangkah. Jantungnya berdebar. Ia masih menatap Chaeyoung.
"Ayo, jalan lagi."
Chaeyoung mengarahkan telapak tangannya pada Jisoo, Jisoo memegangnya.
Lisa menunduk, ia menatap sekitar, mengalihkan pandangan terlukanya.
"Tidak apa kau di sisi luar, Jisoo, aku harus tetap di sebelah Lisa."
Chaeyoung tersenyum menatap Lisa.
Lisa sedikit terkejut. Ia menatap Chaeyoung.
"Walau aku di sebelah Lisa, aku akan melindungimu seperti tadi. Tenang saja."
Chaeyoung mengeratkan genggaman tangan kanannya di tangan Jisoo, ia juga menyodorkan lengan kirinya agar dirangkul Lisa, membuat Lisa kembali mengembangkan senyumnya dan merangkulnya dengan erat.
"Dasar sombong."
Jisoo tertawa mendengar perkataan Chaeyoung.
***
"Hei, kau belum mandi?"
Irene bertanya pada Jennie.
"Belum. Nanti saja."
"Cih. Yasudah. Aku duluan."
Irene mendahului Jennie masuk ke kamar mandi.
"Apa ini?"
Jennie berkeliling melihat-lihat meja belajar Irene.
"Anak siapa ini. Konyol sekali mukanya."
Jennie menahan tawanya melihat deretan foto yang ditempel di meja belajar Irene.
"Ini bibi, berarti ini Irene."
Jennie melihat foto bayi telanjang yang sedang menangis dalam gendongan eomma Irene.
"Merah sekali kulitnya. Dia baru lahir atau habis kepanasan?"
Jennie geleng-geleng melihat foto Irene.
"Yak! Sedang apa kau!"
Irene yang baru keluar dari kamar mandi berteriak nyaring. Ia berlari kearah Jennie.
"Ah!"
Lilitan handuk Irene terlepas, handuknya miring nyaris turun.
"Eh! Eh!"
Jennie mendekat. Ia hendak membantu Irene membenarkan handuknya, namun Jennie tak sengaja menginjak ujung handuk Irene.
"Aaaaaaaahhh!!!"
Teriak keduanya.
Irene berteriak histeris karena handuknya malah terlepas seutuhnya gara-gara diinjak Jennie.
Sedangkan Jennie berteriak sambil menutup matanya dengan kedua tangan yang jari-jarinya tidak rapat sama sekali. Terbuka lebar-lebar seperti matanya sekarang.
"Ah! Mataku! Mataku!"
Teriak Jennie.
Irene segera menarik handuknya dan memakainya dengan benar. Ia menjitak kepala Jennie dengan kesal.
"Bajingan!"
Lalu Irene buru-buru kembali ke toilet.
Jennie melihat kembali foto itu.
"Tidak merah kok."
***
Lisa baru kembali ke kamarnya ketika ia memergoki Luca sedang mengacak-acak pajangan foto di meja belajarnya. Ia mendapati fotonya saat bersama Chaeyoung jatuh ke lantai.
"LUCA WAT DE FAK!"
Tapi Luca tidak mau turun. Ia menjatuhkan semua barang-barang Lisa ke lantai.
"Luca hentikan! Lucaaaa!"
Dan kucing bandel itu tidak mau mendengarkan kata-kata Lisa. Ia melanjutkan aktivitasnya mengacak-acak kamar Lisa.
"Kau susah diatur. Nanti kuganti namamu jadi Chaeyoung ya."
***
Akhirnya bisa nulis full semua tokoh utama. Hihihi
Jangan lupa pakai masker.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.