"Appa jangan!"
Jisoo sudah susah payah daritadi menahan tangan Appa nya agar berhenti menyeret Jennie keluar rumah namun nampaknya sia-sia.
"Pergi darisini! Jangan tinggal disini lagi!"
Jennie tersungkur di depan rumahnya setelah dihempas oleh Appa-nya.
"Appa jangan! Hentikan!"
Jisoo berlari memeluk Jennie yang hanya diam saja terduduk seperti itu di depan rumahnya.
Tak ada yang dapat mendeskripsikan wajah murka Appa mereka saat ini. Wajah merah penuh amarah dan kebenciannya pada Jennie membuat raut wajahnya sangat tak enak dipandang.
Masa bodoh wajah itu bertambah buruk, Jisoo tidak perduli. Hanya Jennie yang ia perdulikan.
"Berengsek!"
Appa Jisoo masuk kembali ke dalam rumah.
"Jisoo, dengar... Apapun yang terjadi padaku, jangan melawan. Aku pasti akan kembali."
Jennie menggenggam tangan Jisoo yang sedang memegang pipinya.
"Kau... Apa maksudmu?"
Kening Jisoo berkerut, ia panik dan cemas saat ini.
"Jangan menangis ya? Dan jangan sedih. Kita tidak akan berpisah. Walau mungkin aku akan jarang menemuimu."
"Apa maksudmu?!"
Jisoo gusar, matanya berkaca-kaca.
"Tidak, Jennie. Jangan sekarang. Aku tidak bisa kehilanganmu. Setelah ini kau pikir bagaimana aku bisa hidup?!"
"Kau harus hidup dengan baik. Ya?"
"Hentikan omong kosongmu Jennie! Aku akan ikut bersamamu!"
"Kau masih punya nomorku. Hubungi aku nanti."
"Tapi-"
Jennie memotong ucapan Jisoo dengan sebuah kecupan di bibirnya.
Beberapa detik terasa lama.
"Bolehkah momen ini tidak usah berakhir? Aku ingin terus seperti ini bersamamu, Jennie."
"Maaf, tapi biarkan aku seperti ini dulu sebelum aku pergi meninggalkanmu tuk sementara, wahai pemilik seluruh hati. Jisoo-ku."
Jennie mengakhiri ciumannya, ia menatap Jisoo.
"Saranghae. Jeongmal Saranghae, Kim Jisoo. Tolong jaga dirimu. Sampai jumpa."
"Aniya... Jangan bicara seperti kau mau meninggalkanku."
Jisoo memeluk Jennie erat-erat.
Jennie tersenyum, sebaliknya air mata Jisoo sudah turun. Jennie menatap kearah rumahnya, ia melihat Appa-nya datang.
"Jisoo, berdiri sekarang. Appa-mu datang, sayang."
Jennie berusaha melepaskan pelukan Jisoo sebelum Appa-nya tambah murka.
"Bawa semua barang-barangmu! Enyah kau! Pergi darisini!"
Semua baju kaos dan celana pendek milik Jennie dilemparnya ke jalanan. Ia benar-benar membuang Jennie.
Jennie berdiri. Ia memungut baju-bajunya. Jangan tanya Jisoo bagaimana, ia sudah menangis tersedu-sedu sekarang melihat Jennie diusir seperti itu.
"Maaf, tapi aku perlu baju dalamku dan beberapa barang-barangku. Permisi. Setelah ini aku tidak akan kembali lagi."
Jennie mencoba memohon pada Appa-nya. Namun pria itu menoleh pada Jennie sedikitpun saja tidak.
Jisoo berdiri, ia berlari memeluk Jennie yang baru berjalan beberapa langkah melewati Appa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.