Jisoo berdiri tak jauh dari gerbang sekolahnya. Ia gelisah. Berjalan bolak-balik, melirik arloji yang melingkar di tangannya, sesekali mengamati guru penegak disiplin yang berdiri di depan gerbang dan meneriaki siswa-siwi yang dianggapnya melanggar peraturan sekolah.
Seseorang yang berjalan pelan dari seberang jalan mengamati Jisoo. Ia masih berdiri di tempatnya, mengamati Jisoo sambil tersenyum. Kemudian ia mendekati Jisoo yang masih berdiri sendirian. Ia melepas dasi yang melingkar di lehernya, kemudian menepuk pundak Jisoo pelan dari arah belakangnya, mengejutkan Jisoo yang masih termenung sambil berpikir.
"Ini, pakai punyaku."
"Jennie?!" Jisoo kaget. Padahal ia tak menghubungi Jennie sama sekali.
Jennie hanya tersenyum sambil menjawab, "Iya, ada apa?"
"Kau, tau darimana?" Jisoo menatap Jennie tak percaya, tiba-tiba muncul saat dibutuhkan.
"Aku disana daritadi. Kebetulan melihatmu."
Jennie menunjuk tempat duduk diujung gang, yang ramai dengan siswa pria dan asap rokok yang mengepul.
"Kau habis merokok?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya, wajahnya sedikit menyelidik Jennie.
Ia maju menarik kerah baju Jennie lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie, mengendusnya.
"Tidak bau rokok. Awas saja kalau kau berani merokok lagi!" Jisoo memperingatinya dari jarak dekat sambil menunjuk Jennie dengan telunjuknya.
Jennie tersenyum lebar menampakkan deretan gigi putihnya yang rapi itu. Perhatian dari Jisoo selalu bisa membuatnya tersenyum lagi sekuat apapun badai menghantamnya jatuh. Padahal Jisoo sedang mengancamnya, tapi wajah galak Jisoo tidak berpengaruh. Wajah ini malah akan diingat Jennie baik-baik agar ia bisa melihat Jisoo dimanapun ia pergi.
"Tidak. Tidak akan. Aku janji." Jennie mengalungkan dasi yang masih dipegangnya ke balik kerah baju Jisoo.
Jisoo masih menatapnya lurus, sedangkan Jennie sibuk memasangkan dasi di kerah seragam Jisoo.
"Dasimu bagaimana? Nanti kau bagaimana?" Tanya Jisoo dengan polos.
"Tenang. Aku tidak apa-apa."
"Tidak apa-apa bagaimana? Kalau tertangkap bagaimana? Kau bisa dimarahi."
"Tidak akan. Tenang saja." Jennie mendengus.
"Sombong sekali." Jisoo mendecih sebal. Ia ingin menoyor Jennie rasanya.
Jennie tertawa kecil.
"Tenang saja, aku punya satu lagi di tas. Kalau tidak, aku bisa meminjam dasi di koperasi."
"Siapa kau memangnya sampai mendapat izin meminjam dasi di koperasi?"
"Coba tebak." Jennie merapikan kerah baju Jisoo.
"Penjaga koperasi kan. Makanya kau sering bolos."
"Enak saja!"
Jennie melotot.
"Aku...sudah tidak bolos lagi."
Ia menatap Jisoo.
"Tidak merokok lagi, dan tidak berkelahi lagi. Juga tidak memalak anak orang lagi." Jennie melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Jisoo lurus-lurus.
"Sudah, masuk sana. Aku masih ada urusan." Jennie menepuk lengan Jisoo dan berjalan melewatinya.
"Kau mau kemana?! Nanti terlambat!" Jisoo menarik tangan Jennie dari belakang.
"Kesana sebentar."
"Tidak! Sekarang pasang dasimu dan masuk bersamaku!"
Jennie menghela napasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/196186243-288-k829417.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanficYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.