"Appa sudah melakukan apa yang kuminta, kan?"
Krystal menarik dasi sekolahnya begitu ia duduk disamping ayahnya, kemudian ia melemparnya ke belakang.
"Tentu saja sudah."
Cha Seung Won yang sedang memegang setir sambil merengut mendadak tersenyum sambil menatap putri tersayangnya itu.
"Gomawoyo, Appa."
Krystal mendekat, ia memeluk Appa-nya dengan erat. Ia senang rencananya akan berjalan mulus karena bantuan Appa-nya.
"Iya. Tapi jangan buang dasimu ke belakang. Ada bunga dariku disana untuk eomma-mu. Kajja. Sekarang kita ke tempat eomma."
"Oh maaf. Hehe. Nde Appa. Aku sudah tidak sabar ingin mengunjungi eomma."
Hari ini mereka berdua saja tanpa eomma Jennie yang ikut disampingnya.
Setelah beberapa lama di jalan akhirnya mereka berdua sampai di rumah eomma kandung Krystal.
Krystal mengambil sebuket bunga mawar hidup yang sudah disiapkan Appa-nya. Ia menciumnya sambil terpejam, meresapi aromanya, seakan-akan dengan melakukan itu perasaan damai menyelimutinya dan seluruh bebannya terangkat.
Cha Seung Won menggandeng Krystal berjalan sepanjang taman yang penuh rumput hijau itu.
"Eomma, akhirnya hari ini kami bisa datang ke rumahmu."
Krystal meletakkan bunganya di depan makam mendiang ibunya. Ia menunduk sambil terpejam sama seperti Appa-nya, mulai mengajak eomma-nya berbincang dalam doa.
***
"Eomma, besok datang kan?"
Tanya Irene sambil mengoleskan body lotion di tangannya.
"Iya."
"Benarkah?"
"Iyaaa!"
Grompyang.
Eomma Irene tidak sengaja menjatuhkan lagi kuali yang mau diambilnya.
"Jangan dibuang eomma, kasih padaku saja biar kujual ke restoran. Hehe."
Irene berdiri dari kursinya, hendak mengambil kuali itu.
"Yak! Enak saja kau jual."
Eomma Irene menggetok pelan centong nasi yang sedang dipegangnya pada kepala Irene.
"Sakit eomma!"
Irene merengut sambil memegangi kepalanya.
"Ambilkan itu."
Eomma Irene menunjuk tupperware di sebelah Irene.
"Baik."
Irene meraihnya, tapi tangannya licin.
Krompyang.
"IRENE!!!"
***
"Jisoo, jawablah."
Irene menggenggam tangan Jisoo dalam genggamannya.
"Sial. Apa-apaan dia."
Ujar Chaeyoung dibalik pohon.
"A-aku..."
"Sial. Kenapa Jisoo tergagap."
Chaeyoung menajamkan telinganya.
"Saranghaeyo, Jisoo." Ujar Irene.
"Nado saranghae."
"TIDAAAAAKKK!!!"
Chaeyoung berteriak tidak terima sambil menjulurkan tangan kanannya.
"Hei! Bangun!"
Lisa mengguncang-guncang badan Chaeyoung.
"Kau ini kenapa? Berisik sekali sih!"
"Hah? Hah? Cuma mimpi? Haaaaah."
Chaeyoung bernapas lega. Sangat lega.
"Kau kenapa sih?! Teriak tidaaaak, tidaaaak. Mimpi apa?!"
Lisa terbangun gara-gara igauan Chaeyoung.
"Mimpi Jisoo direbut orang."
Jawab Chaeyoung dengan jujurnya.
"Hah. Bodoh. Terserah. Aku mau tidur."
Lisa berbalik membelakangi Chaeyoung dan melanjutkan tidurnya.
"Jangan marah ya Lisa. Aku tidak berniat merebut Jisoo darimu kok. Hanya berniat mendekatinya saja."
Bletak.
"Yaaaak!"
Lisa bangun hanya untuk menjitak kepala Chaeyoung lalu kembali tidur.
"Dasar bodoh. Hatiku sudah kembali seperti dulu disaat sebelum aku menyukai Jisoo."
Lisa terpejam. Biarlah ia membawa perasaannya sendiri sampai ke alam mimpi.
***
Kira-kira appa-nya Krystal ngomong apa ya sama mendiang isterinya?
"Sayang, aku kawin lagi."
Wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.