Aku menguap. Sebenarnya aku mengantuk, tapi tak apalah datang sedikit lebih pagi. Jisoo bahkan masih tertidur di kamarnya.
Kata-katanya semalam membuatku kepikiran. Katanya makanan dan surat dari penggemar rahasianya itu mengganggunya.
Sebenarnya yang membuatku kepikiran adalah siapa yang menaruh makanan dan surat itu. Pokoknya hari ini harus kutangkap pelakunya.
Aku melangkah ke dalam kelas Jisoo, duduk di bawah bangku deretan belakang, bersembunyi sambil menunggu seseorang masuk dan menuju meja Jisoo.
10 menit..
20 menit.. masih tidak ada yang muncul.30 menit.. masih belum.
40 menit.. baiklah, sepertinya aku kepagian.
Apa aku tidur dulu saja disini? Lumayan.
Tepat saat aku ingin membaringkan kepala, mencari posisi yang enak, suara langkah kaki mendekat.
Aku siaga. Memperhatikan baik-baik siapa yang datang. Orang itu masuk.
Seorang siswa. Dia berjalan menuju laci Jisoo.
Tepat setelah ia meletakkan sekotak susu ke dalam laci Jisoo, aku berlari kearahnya dan berusaha menangkapnya.
"Ugh!"
Siswa itu hendak menghindari seranganku.
"Tunggu!"
Aku menendangnya, membuatnya tersungkur ke lantai dan mengunci tangannya ke belakang.
"Sial!" Umpatnya.
Dia masih meronta-ronta.
"Kenapa kau melakukan ini?"
"Bukan urusanmu!"
Aku menekan tangannya, menariknya lebih kuat. Sialan. Dia berbuat begitu pada Jisoo, bukan urusanku katanya.
"Iya, aku memang bukan siapa-siapanya, tak perlu kau perjelas! Rasakan ini!"
Aku menyiksanya dengan senang hati, toh kalau patah juga tangannya bukan tanganku.
"Arrrrghhh!! Aku hanya disuruh!"
Teriaknya.
"Disuruh siapa? Kenapa kau mau disuruh-suruh? Tanyaku.
"Aku dibayar."
"Siapa?!"
Bentakku. Memaksanya membocorkan siapa orang yang merencanakan semua ini.
"Bukan urusan-"
"Bukan urusanku, kan?"
Aku memotong kalimatnya. Bebal juga siswa ini. Aku menarik tangannya lebih keras lagi dan menahan wajahnya dengan lututku.
"Ampun!"
Cih. Dasar lemah. Baru juga segitu.
Aku mendengar suara langkah kaki mendekat kearah sini.
"Jennie?"
Chaeyoung rupanya.
"Jen, lepaskan!"
Dan Lisa. Kenapa mereka ada disini?
"Cepat katakan siapa yang menyuruhmu atau kupatahkan lenganmu!"
Aku ingin mempercepat semua ini.
"Lisa! Lisa! Dia yang menyuruhku!"
Hah? Lisa? Aku segera menoleh kearah Lisa.
"Jangan bohong!" Bentakku.
"Tidak... Tidak, Jen. Sepertinya dia tidak sedang berbohong."
Benarkah? Aku mengamati Lisa dan Chaeyoung.
"I...ini tidak seperti yang kalian pikirkan."
Lisa gugup.Benar dia? Masa sih? Aku masih tidak percaya. Peganganku di tangan pria bayaran Lisa ini mengendor, membuatnya lari terbirit-birit keluar kelas.
"Lisa, kau menyukai Jisoo?" tanya Chaeyoung.
Aku melihat raut penasaran dan takut di mata Chaeyoung. Apa dia menyukai Lisa sampai takut begitu? Atau dia menyukai Jisoo?
"Tidak, bukan begitu." Lisa menggenggam tangan Chaeyoung. Chaeyoung hanya diam.
"Jennie, kau mau mendengar penjelasanku, kan?" Lisa mendekat kearahku, mencoba menggenggam tanganku, tapi aku menepis tangannya.
"Apa maksudmu Lisa?" Aku sungguh tidak tahu apa rencana Lisa.
"Bukannya kau menyukai Jennie?" Tanya Chaeyoung.
Duh, jangan diungkit donk. Itu kan sudah masa lalu.
Lisa memandang Chaeyoung.
"Kau.. juga tidak akan pernah mengerti perasaanku sampai kapanpun, Chaeyoung."
Aku melihat tatapan terluka dimata Lisa. Oh, ternyata...
"Maksudmu?" Chaeyoung tampak kebingungan.
Lisa pergi.
"Lisa, tunggu."
Chaeyoung hendak mengejar Lisa. Aku menahan bahunya.
"Chaeyoung, jangan sekarang."
"Kau kenapa bisa disini?" Tanyanya.
"Aku ingin menangkap orang yang membuat Jisoo gelisah."
Jelasku.
"Kenapa kau peduli? Selama ini kau tidak terlihat peduli padanya."
Kenapa anak ini? Pertanyaannya tajam sekali. Aku menarik napas.
"Tidak terlihat peduli kan bukan berarti tidak peduli? Sama seperti Lisa barusan. Kenapa dia diam-diam menyemangati Jisoo seperti itu? Bisa kau jelaskan?"
Aku berusaha menjelaskan baik-baik padanya tapi aku tetap saja tersulut emosi. Maaf, Chaeyoung.
"Kau suka padanya? Iya?"
Akhirnya datang juga pertanyaan ini. Kau itu cemburu atau kenapa? Baiklah. Aku akan mengikuti permainanmu!
"Iya. Aku menyukainya."
Aku melihat perubahan raut wajah Chaeyoung. Dia tampak terkejut dan terluka.
Jadi benar rupanya Chaeyoung menyukai Jisoo. Lalu Lisa mau kau kemanakan, Chaeyoung? Dan kenapa kita harus menyukai orang yang sama dua kali!
"Aku pergi dulu."
Aku bergegas keluar, mengejar Lisa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.