You 59: Meet You At School

910 142 76
                                    

"Bangun! Sudah siang! Bangun! Dasar tukang tidur!"

Suara nyaring Irene menembus pendengaran Jennie. Jennie heran kenapa suara Jisoo berubah jadi tidak ada lembut-lembutnya sama sekali?

"Ah, benar. Ck. Aku lupa semalam tidur di kamar Irene."

Jennie baru teringat kejadian semalam.

Baru hendak membuka mata, tiba-tiba suara nyaring panci dipukul menembus gendang telinga Jennie.

"Aish! Jinnja! Neo micchyeosseo?!"

Jennie terduduk sambil memegang telinga kirinya. Ia berteriak sambil memelototi Irene.

"Sudah siang! Bangun!"

Irene berteriak kemudian berlalu sambil membawa handuk putih di bahunya, meninggalkan Jennie ke toilet.

Jennie melirik jam dinding di kamar Irene.

"Jam 5? Sudah siang katanya? Yak! Kau ini murid sekolah militer atau apa?!"

***

"Jaga jarak denganku. Satu meter. Jangan dekat-dekat!"

Irene sedang memberi perintah pada Jennie yang masih mengikat sepatu di teras rumahnya.

"Memangnya kenapa? Kau malu jalan dengaku, hah?!"

Jennie berdiri, berkacak pinggang sambil memelototi Irene. Irene yang lebih pendek beberapa senti dari Jennie mundur perlahan.

"Pokoknya jaga jarak!"

Irene berjalan duluan mendahului Jennie. Dia hanya malu jika dipergoki orang yang mengenalnya, apalagi Jisoo.

"Cih..."

Jennie mengikuti Irene. Irene yang merasa Jennie mulai mendekat membuatnya sedikit memelankan langkahnya.

"Jaga jarak!"

Irene memelototi Jennie.

"Ini sudah satu meter kok!"

Jennie menyejajarkan langkahnya disamping Irene dengan tetap menjaga jarak sampingnya.

Irene menatapnya dengan curiga.

"Satu hasta dari ujung jari sampai siku saja sudah sekitar 45 senti. Lihat! Ini sudah lebih dari satu meter!"

Jennie merentangkan tangannya kearah Irene. Menunjuk-nunjuk jarak dari ujung jarinya, sikunya, hingga ke tengah dadanya.

Irene diam saja, menatap jalanan di depannya. Memang Jennie benar.

Mereka sudah dekat ke sekolah.
Jalanan sudah ramai siswa-siswi yang berjalan maupun bersepeda.

"Kau tidak naik bus umum lagi? Tumben?"

"Darimana kau tahu?"

Jennie menatap Irene, sedikit terkejut karena Irene mengetahui kebiasaannya dulu sebelum ada Jisoo.

"Sering melihatmu turun disana."

Irene menunjuk bus stop di depan mereka.

"Oooh..."

Jennie tersadar, ternyata diam-diam ada yang memperhatikannya. Dan ia baru tersadar, sejak kapan ia berhenti naik angkutan umum dan memilih berjalan bersama Jisoo?

"Hei, itu Jisoo."

Wajah Irene mendadak cerah, ia tersenyum. Jennie mengamati itu.

"Hmm..."

Jennie menyentuh dagunya, tampak berpikir.

"Hei! Jisoo!"

Teriak Jennie tiba-tiba.

Yang dipanggil langsung menoleh ke belakang.

"Jennie?"

Jisoo tersenyum. Ia berjalan mendekati Jennie.

"Jisoo! Semalam aku tidur di kamar Irene!"

Teriaknya sambil merangkul paksa lengan Irene.

"Hei! Tidak! Hentikan! Hush!"

Irene histeris, tidak rela Jisoo melihat perbuatan dan perkataan nista Jennie tentang dia dan dirinya. Irene tidak mau Jisoo salah paham.

"Lepas!"

Irene berusaha melepaskan diri dari Jennie.

"Wah benarkah? Manis sekali."

Jisoo tersenyum senang.

"Aniya!"

"Iya."

Timpal Jennie.

Irene menggeleng. Ia meringis. Tamatlah sudah harapannya untuk mendekati Jisoo yang sudah terlanjur salah paham ini, pikirnya.

"Gomawoyo, Irene. Kau memang bisa diandalkan!"

Jisoo menatap Irene sambil tersenyum.

"Sama-sama."

Jawab Irene sambil meringis sedih.

"Sudah ya! Daaah!"

Jennie melepas lengan Irene dan menarik tangan Jisoo kedalam genggamannya. Ia menarik Jisoo dan pergi menjauh dari Irene.

"Andwaeee! Jisoooo!"

Irene hanya bisa meratap sambil mengulurkan tangan kanannya kearah Jisoo yang sudah menjauh bersama Jennie.

"Kau cantik hari ini. Kenapa diikat satu?"

Jennie menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Jisoo.

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?"

Jisoo tersenyum sinis.

"Ya tidak. Jarang saja melihatmu..."

Jennie memajukan kepalanya, hendak mengendus leher jenjang Jisoo yang pagi ini terlihat jelas.

"Hei, jennie! Ini masih di sekolah!"

Jisoo mendorong kepala Jennie, kemudian ia berlari.

"Aish! Yak! Tunggu aku! Jisoo, aku akan menyeretmu ke ruang kesehatan!"

Jennie terkekeh sambil mengejar Jisoo.

***











YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang