Rekomendasi baca sambil dengerin sheila on 7-seberapa pantas
"Aku tidak tahu bagaimana kalau aku jadi Chaeyoung."
"Sama. Sekarang dia yang jadi targetnya."
"Salahnya sendiri kan dia yang cari masalah duluan."
Lisa berdiri dan membenahi rok sekolahnya. Ia membuka pintu bilik toilet. Selanjutnya ia keluar dan berjalan mendekati tiga orang di depan kaca toilet.
"Apa maksud kalian?"
Ketiga siswi yang sedang bergosip itu mendadak pucat dan bergegas keluar toilet.
"Hei tunggu! Ck. Sial."
***
"Chaeyoung, kau bilang sudah belajar. Tapi kenapa peringkatmu turun?"
"A-aku tidak tahu, Appa."
Chaeyoung gemetar mendengar nada bicara Appa-nya. Dia tidak tahu rencana Appa-nya selanjutnya.
"Kau..."
"Chaeyoung selamat!"
Lisa yang baru keluar kelas memukul pundak Chaeyoung.
"Daebak. Kau mengalahkanku lagi kali ini. Materi sesusah tahun ini sih siapa yang tidak gila mengikutinya? Aish. Jinjja."
Lisa mengomel tidak jelas tapi justru hal itu membuat Appa Chaeyoung diam. Masih dengan wajah datarnya.
"Ah, ahjussi, selamat ya. Aku kalah lagi dari Chaeyoung-ku yang pintar ini. Chaeyoung, kau harus mengajariku ya!"
Lisa merangkul pundak Chaeyoung sambil tertawa, sedangkan Chaeyoung memaksakan senyum di hadapan Appa-nya.
Eomma Lisa mendekat setelah berbincang-bincang dengan Eomma Chaeyoung.
"Ayo kita pulang, Lisa."
"Ah, chakkaman."
Lisa melihat Jisoo melambai kearahnya. Ia pun balas melambai dan mendekat.
"Ayo kita kesana!" Bisik Lisa sambil menarik tangan Chaeyoung.
"Hei, selamat ya."
Jisoo tersenyum dan menyalami Chaeyoung.
"Tidak. Aku kalah dari Jennie."
Chaeyoung tersenyum tipis.
"Tapi bukan berarti kau tidak pantas diapresiasi kan?"
Jisoo menatap Chaeyoung. Ia menatapi wajah itu lekat-lekat, menebak apa yang ada di pikirannya.
"Ya tetap saja. Yang menang itu nomor satu, nomor dua, tiga, dan seterusnya tidak ada artinya."
Chaeyoung murung.
"Hei, siapa yang menyesatkanmu begitu?"
Jisoo terkejut mendengar penjelasan Chaeyoung.
"Dia sudah tersesat sejak lahir." Sambung Lisa.
Chaeyoung mendelik tajam menatap Lisa. Lisa hanya menahan tawanya.
"Kita tidak akan bahagia jika selalu membandingkan diri dengan orang lain, Chaeyoung. Lihat, kau sudah berusaha kan? Bukan berarti kau kalah. Jangan tertipu dengan angka."
Jisoo mendekat, ia menyelipkan anak rambut Chaeyoung ke telinganya.
"Kau itu sangat hebat. Jangan sedih lagi ya." Bisiknya di telinga Chaeyoung.
Chaeyoung tersenyum.
"Iya. Gomawoyo."
Chaeyoung menarik kepala Jisoo pelan dan mengecup kening Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionYou are the reason I cry, the reason I laugh, the reason I fall in love with.